Sri Mulyani Blak-blakan Soal Pentingnya Medsos Untuk Strategi Komunikasi
Menurutnya, perubahan penyampaian informasi melalui media sosial dimulai sejak ia kembali dari Bank Dunia.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi salah satu pembicara pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia 2018 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (5/12/2018).
Dalam diskusi yang bertemakan festival media digital pemerintah, transparansi untuk partisipasi, Sri Mulyani sempat blak-blakan mengenai perubahan transparansi komunikasi dengan masyarakat melalui sosial media yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
Menurutnya, perubahan penyampaian informasi melalui media sosial dimulai sejak ia kembali dari Bank Dunia.
"10 tahun lalu sosmed belum jadi bahan kita dalam komunikasi hanya berhubungan dengan media cetak televisi dan radio. Kita punya website tapi dulu enggak advance kayak sekarang," kata Sri Mulyani.
Saat kembali menjabat Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan bahwa hal yang pertama diperhatikannya adalah bagian Biro Komunikasi.
"Selama ini Biro Komunikasi lebih kepada protokol bagaimana kalau kami mengatur pertemuan dengan DPR, apakah pimpinan Badan Anggaran, komisi, jadwal dengan mereka," kata Sri Mulyani.
Baca: Kapolri: Kesejahteraan Akar Masalah Utama Aksi Kekerasan Bersenjata
Dari situ Sri Mulyani mulai memikirkan bagaimana cara mengubah strategi komunikasi.
"Waktu itu pertanyaannya Kemenkeu juga punya Ditjen Pajak, Bea Cukai RI, namun Sri Mulyani juga dikenal sebagai individu oleh masyarakat. Jadi, bagaimana kita mengkombinasikan institusi dengan saya sebagai menterinya. Jadi kita mulai membuka Facebook individiual maupun Facebook dari sisi Kemenkeu, Instagram juga kita lakukan Kemenkeu maupun dari Sri Mulynani," katanya.
Tujuan semata dari apa yang dilalukan itu menurut Sri Mulyani adalah agar masyarakat menjadi lebih aksesibel dan juga bagian dari akuntanbilitas Kementerian Keuangan.
"Jadi, cara kita untuk menyuguhkan kepada masyarakat dan berkompetisi terhadap pihak-pihak yang kadang-kadang memang tidak menginginkan informasi yang benar, nah ini adalah kompetisi yang sangat berat buat kami. Oleh karena itu, kita perlu menyampaikan konten-konten secara kreatif," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.