BPTJ Butuh Rp 600 Triliun Untuk Benahi Transportasi Jabodetabek Hingga 2029
BPTJ membutuhkan dana investasi sebesar Rp 600 triliun demi merealisasikan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) membutuhkan dana investasi sebesar Rp 600 triliun demi merealisasikan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) hingga 2029.
"Kami coba menghimpun berapa kebutuhan investasi yang dibutuhkan mulai 2018 sampai 2029. Total investasi yang dibutuhkan untuk benahi itu adalah sebesar Rp 600 triliun," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono saat jumpa pers di Hotel Alila, Jakarta, Jumat (14/12/2018).
Baca: Polisi Ungkap Kasus Pesta Seks di Sleman, 2 Orang Jadi Tersangka
Pelaksanaan program itu tertera dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2018 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) Tahun 2018-2029.
Bambang menyebutkan, pihak mengacu kepada Perpres tersebut untuk menentukan timeline kerja hingga pembiayaan.
Baca: Film Perjuangan Ketua MPR Taufiq Kiemas Tayang Maret 2019
Untuk memenuhi kebutuhan dana yang besar itu, BPTJ merancang strategi pembiayaan yang diperoleh dari skema kerja sama antara pemenrintah dan badan usaha (KPBU) dan pembiayaan investasi non-anggara (PINA).
Ia menakankan, pentingnya keterlibatan swasta dalam pembangunan tersebut.
"Karena untuk pembangunan infrastruktur transportasi di Jabodetabek tak bisa terus-menerus mengandalkan APBN atau APBD," ucapnya.
Bambang mengatakan, hingga 2018 capaian realisasi RITJ untuk cakupan angkutan umum baru mencapai 30 persen. Ia menargetkan angka itu mencapai 80 persen di 2029.
"Cakupan angkutan umum yang sekarang baru sekitar 30 persen, nanti di akhir 2029 mencapai 80 persen," kata dia.
Baca: Saat Jokowi Limpahkan Pertanyaan Soal Bioskop ke Plt Gubernur Aceh
Ia menambahkan, nantinya akan ada transportasi umum setiap 500 meter di sepanjang jalan Jabodetabek.
Kemudian kecepatan kendaraan saat jam puncak yang saat ini rata-rata hanya 12 km per jam di Jabodetabek akan meningkat menjadi 30 km per jam.
"Perpindahan moda tidak boleh lebih dari tiga kali dalam satu kali perjalanan, makanya ada JR Connexion (bus dari perumahan). Target kami tambahan unit jadi 1.000 unit, Alhamdulillah saat ini sudah mulai. Iulah kegiatan yang sudah mulai kita kerjakan," katanya.