Hasto Sindir 'Sandiwara' Sandiaga di Hadapan Seribuan Kader PDIP Sumatera Utara
Hasto sebut Sandiaga tak perlu mengikuti Ratna Sarumpaet, yang ditahan oleh pihak kepolisian karena membuat kebohongan publik dengan berpura-pura
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, DELISERDANG -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyindir perilaku calon wakil presiden 02 Sandiaga Uno.
Hasto menyebut Sandiaga cari perhatian dengan merancang penolakan masyarakat di sebuah pasar di Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Hal itu disindir oleh Hasto di hadapan lebih dari seribuan pengurus cabang hingga anak ranting dari 3 kabupaten, yakni Deliserdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi Deli.
Hasto sebut Sandiaga tak perlu mengikuti Ratna Sarumpaet, yang ditahan oleh pihak kepolisian karena membuat kebohongan publik dengan berpura-pura telah dianiaya dengan wajah lebam. Ternyata lebam itu karena dia baru dioperasi plastik.
"Ada yang ke pasar di Medan. Berpura-pura. Ratna Sarumpaet sudah tak laku lagi, bersandiwara hanya demi dikasihani rakyat. Itu sudah tak laku," kata Hasto, di acara konsolidasi di Hotel Wings, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (14/12/2018).
Sebelumnya, Sandiaga berkunjung ke sebuah pasar di Medan, Sumatera Utara. Di situ, ada poster kertas yang menyatakan penolakan terhadapnya. Belakangan, muncul perdebatan di media sosial bahwa penolakan itu sebenarnya dibuat-buat sendiri oleh pihak Sandiaga demi mencari perhatian.
Hal itu karena ada video yang menunjukkan anak buah Sandiaga melarang, ketika seseorang berkemeja putih seperti kostum Partai Gerindra, hendak mencopot poster itu. Perdebatan itu ramai dalam tagar #Sandiwarauno di jejaring media sosial Twitter.
Hasto yang merupakan Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Aminmembandingkan sosok Prabowo-Sandiaga dengan Jokowi. Menurut Hasto, Jokowi adalah seorang presiden yang tetap tulus ketika bertemu masyarakat. Jokowi tak lupa diri ketika berkuasa, terus bergerak ke masyarakat, dan bersalaman dengan sebuah ketulusan.
"Pak Jokowi adalah pemimpin yang tak suka marah-marah. Sosoknya baik, yang dimulai dari keluarganya," tutur Hasto.
Di sisi lain, cawapresnya, KH Ma'ruf Amin, muncul sebagai ulama dan pengayom. Sang Kiai bervisi bahwa dengan bersama Jokowi, dirinya akan memastikan takkan ada lagi masalah generasi kita terkait Pancasila di 2024.
"Justru dengan mendampingi Pak Jokowi, saya tahu Kiai Ma'ruf Amin akan membawa Indonesia tinggal landas di 2024," imbuh Hasto.