Tamara Geraldine Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil Jateng II
Pada kesempatan kali ini, Tamara secara resmi mengumumkan dirinya sebagai kader PDI Perjuangan sebagai calon legislatif DPR RI
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada kesempatan kali ini, Tamara secara resmi mengumumkan dirinya sebagai kader PDI Perjuangan sebagai calon legislatif DPR RI di daerah pilihan Jawa Tengah II yakni Kota Kudus, Demak, dan Jepara. Perjuangan Tamara dengan memberikan penyuluhan tentang narkoba di pulau-pulau di seluruh Indonesia selama tiga tahun terakhir, akhirnya membuat partai akhirnya menempatkan Tamara di Kudus yang menjadi kota nomor tiga dengan pengguna narkoba terbesar di Indonesia, sedangkan Jepara berstatus gawat narkoba dan Demak yang masih belum memiliki nomor, dan berharap tidak akan pernah kebagian nomor. Ujar Juliana Sinujahi, selaku manager kampanye dari Tamara Geraldine yang bernomor urut 5.
Tamara akan membagikan tiga puluh ribu buku dan CD gratis kepada anak-anak sekolah dasar di Indonesia. Saya sebagai manager kampanye pun tugasnya tidak berat. Kenapa? Karena saya tahu, dia adalah calon legislatif yang tidak akan kalah. Kalah itu adalah ketika tidak meninggalkan apa-apa. Terpilih atau tidaknya Tamara sebagai calon legislatif, itu adalah bonus. Tapi, apapun hasilnya, Tamara sudah menabur hal baik. Tidak hanya di dapilnya, tetapi juga di seluruh pulau-pulau di Indonesia secara bertahap. Mungkin pelan, namun dia jalan. Kekalahan itu ketika kita masuk ke gedung sana, yang kita tinggalkan hanya spanduk dan stiker-stiker lalu kita mulai membangun. Lanjut Juliana.
Ada atau tidaknya pencalegan, Tamara sudah melakukan ini sudah beberapa tahun belakangan secara aktif. Dan sekarang dia akan melakukan hal yang sama di daerah mana pun dia ditempatkan. Jadi proyek sosialnya tidak akan terganggu dan akan terus berjalan secara paralel dengan kampanye politiknya. Tamara berpesan jangan sampai pencalegan ini menghambatnya untuk melakukan sosial yang saat ini menjadi pilihan hidupnya. Banyak hal yang dikorban, atau mungkin banyak pihak yang tidak mengerti seperti teman-teman yang tidak bisa ngopi-ngopi seperti dulu dan juga keluarganya, Tamara jarang sekali aktif di grup whatsapp. Kadang orang terdekat seperti ayah atau ibunya menghubungi saya agar lebih cepat sehingga hal-hal yang bersifat urgent dalam keluarga bisa tersampaikan. She is not longer a text person, Kalau orang mungkin bilang Can’t Talk, Whatsapp Only, Tamara sebaliknya.
Dan mengapa dia berhari-hari tidak bisa membalas whatsapp karena di waktu lebihnya, saya juga membiarkannya bersenang-senang dengan kegiatan yang dia inginkan seperti menulis, melukis, membuat patung, memasak roti cinnamon. Dalam kesempatan ini, sebagai orang yang sangat tahu Tamara setiap hari, saya juga berterima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada keluarga terdekat, khususnya Kay dan Panda serta orang tuanya yang sudah begitu berbesar hati untuk membagi Tamara.
Tamara itu adalah berkat bagi mereka, dan kita tahu, berkat itu tidak disimpan tapi dibagi. Satu-satunya yang menjadi prioritas untuk harus menyisihkan waktu setiap hari itu untuk Kay dan selebihnya, sejak beberapa tahun belakangan Tamara sudah memberikan diri dan waktunya bukan untuk keluarganya, namun untuk siapa saja karena dia tidak memilih siapa saja untuk dijadikan teman. Tamara adalah teman semua. Imbuhnya.
Salah satu alasan mengapa akhirnya saya bergerak di dalam bidang narkoba adalah karena kedekatan saya dengan almarhum kakek saya, Elizar Sibarani. Kakek saya adalah salah satu orang yang sangat aware terhadap narkoba. Dulu, beliau sempat duduk di UNODC, United Nation Office on Drugs and Crime, di PBB. Ujar Tamara Geraldine.
Kakek saya pelopor yang memiliki ide untuk memberantas narkoba jauh sebelum orang-orang berpikir tentang pemberantasan narkoba. Beliau juga yang akhirnya memberikan idenya untuk membuat panti rehabilitasi di Pamardi Siwi, sambungnya. Buat saya, saya bukan teman siapa-siapa. Saya teman semua orang. Jadi, saya selalu bilang, tempatkan saya di mana saja, saya berdiri untuk negeri. Tutupnya.