Politisi PSI Ini Bilang, Praktik Poligami Bikin Sengsara
"Kita optimistis di negara ini masih ada orang-orang yang progresif, satu visi dan misi dengan PSI soal larangan poligami," ucap Dara.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun larangan poligami yang diperjuangkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpotensi menimbulkan penolakan, PSI yakin masih ada masyarakat yang progresif mendukung langkah PSI tersebut.
Demikian dikatakan politisi PSI, Dara A.K Nasution dalam diskusi bertajuk 'Perempuan dan Politik: Bisakah Poligami di Indonesia Dilarang?', di Gado-Gado Boplo Satrio, kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (15/12/2018).
"Kita optimistis di negara ini masih ada orang-orang yang progresif, satu visi dan misi dengan PSI soal larangan poligami," ucap Dara.
Dara mengklaim, praktik poligami di Indonesia selama ini berujung pada kesengsaraan.
Dia juga menilai masalah sosial ini sudah mengkhawatirkan dan ingin mewakili suara perempuan Indonesia yang terdiskriminasi.
Baca: Pengamat Ini Ingatkan Bawaslu dan KPU: Jadilah Wasit yang Baik, Jangan Memihak!
"Untuk menjadi bangsa yang kuat harusnya tidak ada diskriminasi. Kami yakin para perempuan di Indonesia juga mendukung kami," jelasnya.
Baca: BI Klaim, Izin Operasi WeChat Pay dan Alipay Khusus untuk Turis Asing, Bukan untuk Warga Lokal
Lebih lanjut, Dara menyebut PSI tidak takut jika larangan poligami yang diperjuangkan akan ditolak oleh partai politik lainnya maupun kelompok masyarakat dan akan menggerus suara partai jelang pemilihan legislatif 2019.
"PSI merasa ini justru langkah yang harus kita perjuangkan. Kita enggak butuh suara elektoral yang tinggi, cukup empat persen saja, namun perjuangan melawan Undang-Undang yang diskriminasi terus dipertahankan," tandasnya.
Capt: Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dara A.K Nasution