BMKG Imbau Masyarakat Hindari Pesisir Pantai Sekitar Selat Sunda
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat menjauhi pesisir pantai di sekitar Selat Sunda dalam radius 500 meter sampai 1 kilometer.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat menjauhi pesisir pantai di sekitar Selat Sunda dalam radius 500 meter sampai 1 kilometer.
Hal itu dikarenakan aktifitas tremor Gunung Anak Krakatau, serta kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
"Karena seluruh kondisi tersebut dapat mengakibatkan longsor tebing kawah ke laut dan berpotensi memicu tsunami, seperti hipotesa yang disampaikan pada tanggal 22 Desember 2018 yang lalu," kata Dwikorita di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Selasa (25/12/2018).
Ia menjelaskan, secara umum kondisi cuaca di sekitar Gunung Anak Krakatau diprakirakan hujan ringan hingga sedang pada malam hingga dini hari nanti.
Baca: BREAKING NEWS! Lagi, Suara Dentuman Misterius Terdengar di Kayuagung, Sumatera Selatan
Angin permukaan umumnya bertiup dari arah barat daya hingga barat dengan kecepatan antara 5-35 km/jam.
Sedangkan untuk esok hari Rabu (26/12/2018) berpotensi hujan sedang hingga lebat pada pagi hingga sore hari dan pada malam hingga dini hari umumnya berawan dan hujan ringan.
Arah angin dari barat daya-barat, namun kecepatan angin permukaan relatif menurun dibanding hari sebelumnya, dengan angin maksimum dapat mencapai 20-25 km/jam.
Untuk kondisi ketinggian gelombang laut di sekitar Anak Gunung Krakatau malam ini diprakirakan antara 0.75 - 1.5 m, sedangkan pada pagi hingga siang hari esok antara 0.75 - 2.0 m, dan pada siang hingga malam hari diprakirakan ketinggian gelombang berkisar antara 0.75 - 1.25 m.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap memantau perkembangan informasi dari sumber-sumber resmi.
"Mohon tetap terus memantau perkembangan informasi kami melalui situs, media sosial ataupun aplikasi mobile Infobmkg serta aplikasi mobile Magma Indonesia dari Badan Geologi, agar tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang menyesatkan," kata Diwkorita.