Berdayakan Desa, BAZNAS Resmikan Wisata Kopi Tondok Lemo di Toraja
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meresmikan Wisata Kopi Tondok Lemo di Toraja, Sulawesi Selatan.
Editor: Content Writer
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meresmikan Wisata Kopi Tondok Lemo di Toraja, Sulawesi Selatan. Di kawasan muslim ini, wisatawan dapat menikmati kopi hasil karya para petani binaan BAZNAS sambil berkemah dan menikmati udara sejuk pegunungan.
Acara Peresmian diselenggarakan di Desa Bo’ne Buntu Sisong, Kecamatan Makale Selatan Kabupaten Tana Toraja, Sabtu (29/12) dihadiri oleh Direktur Pendistribusian dan pendayagunaan BAZNAS, Mohd Nasir Tajang dan pimpinan masyarakat adat setempat.
Nasir Tajang mengatakan, BAZNAS mengembangkan usaha ekonomi kreatif produk olahan kopi Tondok Lemo melalui program pemberdayaan Zakat Community Development (ZCD), sebagai upaya peningkatan kesejahteraan mustahik, yang juga dapat mendukung program pemerintah dalam usaha pengentasan kemiskinan di Indonesia.
"Desa ini merupakan desa terpencil di daerah pegunungan dan desa dengan tingkat kemiskinan tertinggi se-Kecamatan Makale. Dengan mengembangkan program pemberdayaan di desa ini, BAZNAS berharap peningkatan kesejahteraan para mustahik bisa terwujud," katanya.
Ia menjelaskan, Desa Bo’ne Buntu Sisong, merupakan daerah yang memiliki potensi pertanian yang besar, salah satu komoditas perkebunan unggulannya adalah pertanian kopi khas Toraja.
Namun, pertanian yang dikelola masyarakat belum tertata dengan baik sehingga belum memberikan hasil maksimal. Para petani juga terpaksa menjual biji kopi ke tengkulak dengan harga yang sangat murah untuk sekedar bertahan hidup.
"Melalui program ZCD ini, BAZNAS melakukan pemberdayaan kepada para petani mustahik dengan melakukan pendampingan berupa pelatihan-pelatihan, motivasi, advokasi perizinan usaha dan rumah produksi, serta membantu para mustahik memasarkan produk kopi khas Toraja hasil olahannya yakni Kopi Tondok Lemo," kata Nasir.
Program Zakat Community Development (ZCD) merupakan program pemberdayaan BAZNAS yang tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi masyarakat, tapi juga kesehatan, pendidikan, dan sosial kemanusiaan.
Di Desa Bo’ne Buntu Sisong, BAZNAS juga merancang program advokasi akses BPJS bagi warga yang tidak mampu.
Lalu, perancangan program penyediaan atau advokasi kepada pemerintah setempat agar menyalurkan listrik hingga ke Desa Bo’ne Buntu Sisong, mengingat listrik telah menjadi kebutuhan primer yang akan sangat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Serta pengadaan para Da'i untuk mengisi TPA/TPQ di desa tersebut.
"Fokus BAZNAS adalah pemberdayaan ekonomi,Desa Bo’ne Buntu Sisong sangat beragam dan cukup subur, tetapi cara pengelolaan perkebunan dan hasil kebun masih sangat tradisional. Program ZCD bidang ekonomi sangat tepat dilakukan di desa ini, khususnya untuk membina petani mengolah hasil perkebunan agar memperoleh harga jual yang lebih tinggi," kata Nasir.
Selain acara peresmian wisata kopi, hari ini juga dilaksanakan kegiatan peremajaan 1.000 batang kopi unggul, penanaman 50 batang stroberi serta penanaman 50 batang vanila. (*)