Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenhan Sebut Hadirnya Drone Karya BPPT Bisa Hemat Biaya Militer dalam Petakan Wilayah

Kementerian Pertahanan memberikan apresiasinya kepada BPPT sebagai perancang Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) karena sukses memperoleh sertifikasi milite

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kemenhan Sebut Hadirnya Drone Karya BPPT Bisa Hemat Biaya Militer dalam Petakan Wilayah
Kompas.com
drone bppt 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan memberikan apresiasinya kepada BPPT sebagai perancang Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) karena sukses memperoleh sertifikasi militer.

Selain itu, drone bertipe PA-06D itu juga disebut bisa menghemat biaya militer dalam memetakan wilayah.

Hal itu dikatakan langsung Kepala Pusat Sarana Pertahanan Kemhan, Laksda TNI Agus Setiadji saat menyerahkan sertifikasi militer Type Certificate (TC).

Baca: Sidang Putusan Dugaan Korupsi Pembobolan Bank Mandiri Rp 1,8 T Ditunda Jadi Senin Pekan Depan

Menceritakan pengalamannya di Angkatan Laut, Agus menyebut penggunaan kapal untuk sekali operasi pendeteksian atau pemetaan daerah tertentu bisa memakan biaya Rp 6 miliar.

Apalagi bila memetakan seluruh luas wilayah laut Indonesia dengan menggunakan 100 kapal.

Tentu membutuhkan biaya yang cukup besar.

Berita Rekomendasi

Hal berbeda bila pemetaan dilakukan dengan memanfaatkan drone.

Baca: Pelaku Pemukulan Mahasiswi saat Sholat Ditangkap, Ternyata Ingin Ambil uang Rp 15 ribu Untuk Makan

"Kebetulan saya di angkatan laut, kapal di dalam beroperasi untuk mendeteksi daerah tertentu saja sekali sehari keluar itu sudah Rp 6 miliar. Kalau luas wilayah laut kita dikalikan jumlah kapalnya itu dibutuhkan perhari sekitar 100 kapal untuk beroperasi. Bayangkan berapa efektifitas apabila kita memanfaatkan drone," kata Agus di Kantor BPPT, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019).

Karena itu, dia berharap ke depannya, deteksi bencana maupun patroli perbatasan bisa dilakukan dengan sistem kontrol jarak jauh memakai drone.

"Seharusnya kita sudah mulai full elektronik mendeteksi seluruh wilayah nasional," ungkap Agus.

Dia berharap BPPT dapat terus mengembangkan drone yang saat ini masih berupa prototipe itu menjadi produk unggulan dalam peralatan pertahanan.

"Kita nggak perlu menerbangkan pesawat, kapal, dengan ini (drone) kan bisa," katanya.

Baca: Berkas Pembunuhan Siska Icun Belum Dilimpahkan ke Kejaksaan, Ini Alasannya

Selain untuk memetakan wilayah, drone Alap-Alap PA-06D itu juga bisa difungsikan mendeteksi dan memetakan bencana alam seperti kebakaran hutan ataupun letusan gunung berapi.

Spesifikasi drone rancangan BPPT ini punya bentang sayap 3,2 meter, berat maksimum saat takeoff 31 kilogram, dan ketahanan terbang selama 5 jam.

Drone tersebut bisa bertahan di atas udara selama 5 jam di ketinggian 1.500 kaki, dengan kemampuan pemetaan 1.700 ha per jamnya atau 8.500 ha sekali terbang, dan mampu terbang mencapai ketinggian maksimal 12.000 kaki dengan jangkauan datalink 100 kilometer (LOS).

Sedangkan kecepatan saat cruise ialah 55 sampai 65 knot.

Dengan kemampuan seperti itu, Drone tipe Alap-Alap BPPT ini memerlukan landasan pacu sepanjang 150 hingga 200 meter ketika takeoff maupun landing.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas