Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wapres JK: BPJS Jadi Lembaga Asuransi Kesehatan Terbesar di Dunia

BPJS Kesehatan memiliki anggota sekitar 215 juta orang, sementara Obama Care beranggotakan hanya 25 juta orang.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Wapres JK: BPJS Jadi Lembaga Asuransi Kesehatan Terbesar di Dunia
Rina Ayu/Tribunnews.com
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baru Letjen Doni Monardo (jas hitam), di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Rabu (9/1/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjadi lembaga asuransi kesehatan terbesar di dunia.

Ia menyebut, jauh melebihi lembaga yang dimiliki negara Adidaya Amerika Serikat atau Obama Care.

BPJS Kesehatan memiliki anggota sekitar 215 juta orang, sementara Obama Care beranggotakan hanya 25 juta orang.

Hal itu disampaikan JK saat memberikan sambutan di Pembukaan Seminar dan Diskusi dengan Tema "Pembiayaan yang Berkelanjutan untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menuju Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia", di Auditorium CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2019).

"Jadilah kita menjadi salah satu lembaga asuransi kesehatan yang mungkin terbesar di dunia. Dengan sekarang ini laporan BPJS, sudah 215 juta anggotanya. Obama Care hanya 25 juta," ujar JK.

Ia menerangkan, sebelum memiliki BPJS Kesehatan, yang bersifat umum, pemerintah telah memiliki lembaga asuransi kesehatan khusus bagi pegawai negeri, seperti Taspen, Asperindo, ada Jamsostek, buat TNI ada Asabri.

"Buat masyarakat kita buat yang sekarang ini BPJS, seperti itu. Supaya konsepnya satu rumah empat kamar, supaya jangan mengubah total sistem yang ada, dan untuk pegawai swasta dia harus menjalankan asuransi tersendiri," terangnya.

Berita Rekomendasi

Meski demikian, JK menyadari masih banyak masalah yang perlu dibenahi BPJS Kesehatan, seperti menunggaknya pembayaran jasa di sejumlah rumah sakit, salah satunya dengan menaikkan iuran kepesertaan.

"Katakanlah di daerah itu 10 juta penduduk, 10 juta kali 25 ribu itu nanti dananya kalau 250 M diberikanlah ke daerah. Tidak mungkin tanpa batas, sekarang ini kita suatu pembayaran yang tanpa batas akhirnya utang. Akhirnya utang itu menderita semua. Karena itu saya bilang yang mana harus kita perbaiki di sini," harapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas