Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jusuf Kalla Minta Pemda NTT Pertimbangkan Kembali Rencana Penutupan Sementara Taman Nasonal Komodo

Jusuf Kalla menyarankan agar pemerintah Nusa Tenggara Timur mempertimbangkan rencana penutupan Taman Nasional Komodo.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Jusuf Kalla Minta Pemda NTT Pertimbangkan Kembali Rencana Penutupan Sementara Taman Nasonal Komodo
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (22/01/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyarankan agar pemerintah Nusa Tenggara Timur mempertimbangkan rencana penutupan Taman Nasional Komodo selama 1 tahun ke depan.

Diketahui, Gubernur NTT Viktor Laiskodat mewacanakan menutup Taman Nasional Komodo.

Ia beralasan penutupan tersebut untuk menjaga ekosistem yang di Taman Nasional Komodo.

Khususnya untuk memperbaiki rantai makanan bagi Komodo seperti kerbau dan rusa yang perlu dikembangbiakan.

Baca: Pembawa Sabu 7 Kilogram dan 2.000 Butir Ekstasi Minta Hukuman Ringan, Ini Alasannya

"Itu belum kita resmi (realisasikan penutupannya). Tapi kalau saya lihat alasannya Gubernur Viktor itu untuk memperbanyak untuk mengembang biakan rusa," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).

Ia mengatakan, baik ditutup maupun dibuka untuk umum, ekosistem taman nasional komodo tetap harus dijaga.

BERITA REKOMENDASI

Ia menyebut, rusa maupun kerbau dapat dikembangbiakan di tempat lain, tanpa menutup Taman Nasional Komodo.

Baca: Rezza Auditya bilang Timba Ilmu Polo Air di Eropa Demi Kejayaan Indonesia

"Tapi jangan lupa dikunjungi atau tidak dikunjungi itu tetap saja perlu makan (Komodonya). Jadi bisa saja ini. Itu benar bahwa perlu makannya rusa kambing itu lebih terkait. Kalau ada pertanyaan apa dikembangbiakan di tempat lain dulu lalu dbawa kesitu, itu," jelasnya.

Lebih lanjut Jusuf Kalla pun menyoroti, harga tiket masuk ke rumah konservasi itu yang terlalu murah.

Ia menyarankan Kementerian terkait Taman Nasional yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dapat melakukan penyesuaian.

Baca: KPU: Seluruh Pihak Sudah Sepakat Tambah Durasi Setiap Sesi Debat Pilpres 2019

"Memang begitu, sejak dulu daerah konservasi itu langsung dibawahi KLHK, karena taman nasional. Kalau kita melihatnya secara wajar. Memang terlalu murah pada dewasa ini. Tapi ditingkatkan jadi berapa nanti dirundingkan," ucapnya.


"Bisa juga dibedakan antara banyak negara seperti itu orang domestik dan anak sekolah bayarnya sekian. Tapi untuk turis asing bayarnya sekian. Di luar negeri kemarin saya lihat Kamboja orang banyar masuk itu USD 50 dolar," lanjut Jusuf Kalla.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas