Bagaimana Kapabilitas Capres 2019 dalam Perspektif Media Massa?
Pasca debat capres-cawapres 2019, bagaimana kapablitas kedua pasangan capres baik itu Prabowo maupun Jokowi
Penulis: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca debat capres-cawapres 2019, bagaimana kapablitas kedua pasangan capres baik itu Prabowo maupun Jokowi dalam persepektif media massa. Tentu ini sangat menarik. Sejauh mana media melihat itu?
Untuk menjawab pertanyaan itu, Jaringan Nasional Jurnalis Anti Hoax akan mengadakan diskusi dengan tema "Menakar Kapabilitas Capres Cawapres Dalam Perspektif Media Massa". Hari Jumat pukul 14.00 di Kopi Politik, Jl Pakubuwono Jakarta Selatan.
Akan hadir pembicara Anggota Dewan Kehormatan PWI, Tri Agung Kristanto yang juga Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas. Kemudian Redaktur Harian Rakyat Merdeka, Siswanto dan Pengamat Politik yang juga Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo.
Ketua Jariangan Nasional Jurnalis Anti Hoax, Komarudin mengatakan dalam Pilpres 2019, capres Jokowi dan Prabowo sangat bertolak belakang dalam kaitan dengan kedekatan pers. Jika Jokowi akrab dengan media, atau media darling. Dia pun mengakui, populer karena media. Berkat pers.
"Cuma di era Jokowi, wartawan bisa doorstop (wawancara langsung) dengan Presiden. Ini hal yang paling sederhana, namun sangat berarti bagi wartawan," Kata Komarudin.
Sedangkan Prabowo, bisa dibilang sebagai tokoh yang arogan terhadap media. Bukan sekali dua kali, capres Gerindra ini mengkritik wartawan. Cerita para awak media soal Prabowo yang nyinyir hingga menggertak, sudah tak asing di telinga.
"Bagaimana kalau dia jadi Presiden nanti? Tidak banyak media yang meliput pada acara 212 saja, Prabowo rewel. Yakinkah masih ada kebebasan pers?," Ungkapnya.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Komarudin berharap dalam diskusi nanti akan mendapat jawaban. Sejauh mana kapabilitas capres-cawapres 2019 terhadap media massa.
"Saya berharap diskusi nanti akan mendapat jawaban bagimana sosok kedua capres kita. Semoga diskusi ini bisa menjadi masukan dan pembelajaran untuk semua pasangan capres," Ungkapnya.
Tujuan dari diskusi ini tentunya untuk memberikan pemahaman ke publik soal pentingnya peranan media sebagai pilar demokrasi. Jangan sampai kekuasaan dan elite justru merobohkan kebebasan pers.
"Kami mengundang terbuka diskusi ini untuk teman-teman media, media kampus LSM dan mahasiswa. Untuk timses pasangan capres kami harapkan bisa hadir," Ujarnya.