Nenek Nur Meninggal, Foto Dirinya Saat Selamatkan Cucu dari Banjir Terjang Gowa Sempat Viral
Kisah Nenek Nur menyelamatkan cucunya dari terjangan banjir Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) viral. Kini Nenek Nur meninggal dunia.
Editor: Suut Amdani
TRIBUNNEWS.COM - Kisah Nenek Nur menyelamatkan cucunya dari terjangan banjir Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), viral di media sosial. Sehari berselang, Nenek Nur meninggal dunia.
Nur Janna Djalil meninggal dunia setelah berusaha menyelematkan cucunya, Waliziab Muhammad Nur (2), Rabu (23/1/2019).
Nurfardiansyah, menantu Nur Janna Djalil bercerita, kejadian ini terjadi ketika tempat tinggalnya di Kompleks BTN Zigma Royal Part Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Selasa (23/1/2019) kemarin.
Baca: BNPB : Sebanyak 30 orang Meninggal Dunia Akibat Banjir dan Longsor di Sulsel
Genangan air banjir ketika itu setinggi atap. Nur Janna Djalil yang bersama cucunya segera keluar rumah. Terjangan air rupanya kian deras. Sementara, Nurfardiansyah mengaku tak berada di rumah.
"Mertua saya terus berjalan. Air rupanya terus meninggi. Melalui telepon, saya minta dia mencari pegangan ke pohon," kisah Nurfardiansyah kepada Tribun Timur, Rabu (23/1/2019) malam.
Nurfardiansyah melanjutkan, mertuanya rupanya tak mampu menahan derasnya aliran air. Sang nenek sempat terseret arus air bersama cucu, sebelum akhirnya ditolong warga.
"Untung ada warga yang tolongki lalu dikasih pelampung. Mertua saya kembali berpegangan di ranting sambil gendong cucu. Tiga jam dia berpegangan sambil menunggu pertolongan," tambah Nurfardiansyah.
"Foto yang beredar ke media sosial itu atas permintaan saya kepada warga. Saya kirimkan foto itu ke Basarnas untuk meminta pertolongan perahu karet," tambahnya.
Setelah terendam banjir selama tiga jam, Nur Janna Djalil sempat dirawat di Klinik untuk mendapat pertolongan. Ia dirawat selama tiga jam sebelum dipulangkan ke rumah orang tua Nurfardiansyah.
"Sempat dipulangkan ke rumah karena baik-baikmi perasaannya. Tapi tadi habis Ashar tidak enak perasaannya," terang Nurfardiansyah.
Nur Janna Djalil lalu dibawa berobat ke Rumah Sakit Syekh Yusuf, Gowa untuk dirawat. Nahas, setelah hampir sejam dirawat, sang nenek menghembuskan napas terakhir. Ia meninggal dunia.
Keterangan BNPB
Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) merilis update dampak Banjir Sulsel.
Data sementara tercatat 53 kecamatan di 9 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang mengalami banjir yaitu di Kabupaten Jeneponto, Gowa, Maros, Soppeng, Barru, Wajo, Bantaeng, Pangkep dan Kota Makassar.
BNPB mencatat hingga pukul 14.00 WIB Banjir Sulsel menelan 8 korban meninggal dunia, 4 orang hilang akibat bencana banjir di Sulsel.
Sementara itu, tercatat ribuan rumah terendam banjir dan ribua warga mengungsi.
"Korban meninggal dunia ditemukan di Jeneponto 5 orang dan Gowa 3 orang, sedangkan korban hilang terdapat di Jeneponto 3 orang dan Pangkep 1 orang," jelas Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya, Rabu (23/1/2019).
Di Kabupaten Jeneponto, banjir melanda 21 desa di 10 kecamatan yaitu
Kecamatan Arung Keke, Bangkala, Bangkala Barat, Batang, Binamu, Tamalatea, Tarowang, Kelara, dan Turatea, Dengan tinggi banjir 50 – 200 centimenter.
Dampak yang ditimbulkan adalah 5 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 5 rumah hanyut, 51 rumah rusak berat, ribuan warga mengungsi dan ribuan rumah terendam banjir.
1. Banjir di Kota Makassar
Di Kota Makassar, banjir melanda seluruh 14 kecamatan yaitu Kecamatan Biringkanaya, Bontoloa, Kampung Sangkarang, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Pankkukang, Rampocini, Tallo.
Juga Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, dan Ujung Tanah.
Banjir juga disebabkan hujan deras kemudian sungai-sungai yang bermuara di Kota Makassar meluap.
2. Bencana Banjir di Kabupaten Gowa
Di Kabupaten Gowa, banjir melalanda 7 kecamatan yaitu Somba Opu, Bontomanannu, Pattalasang, Parangloe, Palangga, Tombolonggo, dan Manuju.
Berikut data-data akibat banjir di Kabupaten Gowa:
3 orang meninggal dunia, 45 orang luka-luka, 121 orang mengungsi yang tersebar di 13 titik pengungsian, lebih dari 500 unit rumah terendam banjir setinggi 50 – 200 centimeter dari dampak banjir di Gowa.
"Banjir juga menyebabkan 2 jembatan rusak berat sehingga tidak dapat digunakan yaitu jembatan Jenelata di Desa Moncong Loe Kecamatan Manuju dan jembatan di Dusun Limoa Desa Patalikang Kecamatan Manuju," jelasnya.
Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi BPBD. Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI, Tagana, relawan dan lainnya melakukan penanganan darurat.
3. Bendungan Bili-bili Mulai Normal
Sementara itu debit dan volume Waduk Bili-Bili terus menurun.
Hingga 23/1/2019 pukul 14.00 WIB, tinggi muka air Waduk Bili-Bili sudah mulai ada penurunan menjadi 100,64 meter, volume waduk 277,55 juta meter kubik, dan inflow sekitar 927,77 meter kubik per detik.
"Meskipun masih dalam batas Siaga namun kondisinya terus mengalami penurunan," jelasnya. (Ari Maryadi)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Nenek yang Berjuang Selamatkan Cucu Saat Banjir di Gowa Meninggal, Begini Kisahnya