Tekan Golput, Perludem Tawarkan Caleg Perempuan Hingga Penyandang Disabilitas Sebagai Alternatif
Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyayangkan adanya kelompok masyarakat yang sudah memutuskan untuk golput
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyayangkan adanya kelompok masyarakat yang sudah memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau golput pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Legislatif 2019.
Meskipun hal tersebut hak masyarakat dengan berbagai alasan dan latar belakangnya, Perludem mengkhawatirkan adanya kecurangan-kecurangan dalam pemilu dari pihak yang memanfaatkan situasi tersebut.
Baca: 9 Kepala Daerah di Maluku Utara Deklarasi Dukung Jokowi-Maruf
Selain itu, Perludem juga mengkhawatirkan masih ada masyarakat yang belum menyadari bahwa Pemilu 2019 idak hanya pemilihan presiden dan wakil presiden.
Atas dasar itu Perludem mencoba membuka diskusi dengan menawarkan caleg dari kelompok perempuan, masyarakat adat, dan penyandang disabilitas sebagai alternatif.
Hal diungkapkan Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini dalam diskusi bertajuk “Caleg Perempuan, Disabilitas, dan Kelompok Masyarakat Adat: Alternatif Pilihan untuk Pemilih Golput” Minggu, (3/2/2019) di D’Hotel, Jalan Guntur No. 9, Guntur, Jakarta Selatan.
Baca: Jokowi Akan Kaji Aturan Pengangkatan Penyuluh Pertanian Jadi PNS
"Kami menggugah pemilih Indonesia untuk datang ke TPS dan membuat politik harapan. Karena kami-kami ini membuat politik harapan. Karena kami melihat pemilu sebagai kesempatan. Jadi yang kami dorong, caleg perempuan, disabilitas, dan masyarakat adat bisa jadi alternatif pilihan untuk pemilu 2019," kata Titi.
Titi menilai, pemilu merupakan sebuah kesempatan bagi banyak pihak untuk menunjukan partisipasi politik yang setara.
"Ada kelompok perempuan yang berjuang untuk menuju kesetaraan keterwakilan, masyarakat adat, kelompok disabilitas, lalu kelompok muda, maka politik harus memberi harapan bagi mereka," kata Titi.
Baca: Diskors Seumur Hidup, Mantan Pemain Juventus Minta Pengampunan
Menurutnya, jika pemilih mayoritas golput dan tidak datang ke TPS maka kesempatan mereka yang mengejar kesetaraan politik akan berkurang harapannya.
"Lalu bagaimana kalo pemilih mayoritas tak datang ke TPS? tentu orang-orang yang menggunakan pemilu sebagai kesempatan untuk mengejar kesetaraan politik, maka akan berkurang harapannya untuk bisa terpililih," kata Titi.
Beberapa pihak yang menjadi narasumber dalam acara tersebut antara lain Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia Dian Kartika Sari, Pegiat PPUA Disabilitas April Syar, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Rukka Sombolinggi, dan Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini.