Viral Video Penghuni Nusakambangan Bebas Gunakan Handphone hingga Upload Video ke Youtube
Dalam video itu, terlihat bebasnya kehidupan para narapidana yang tengah menjalani hukuman dengan melakukan berbagai aktivitas.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Fajar Anjungroso
![Viral Video Penghuni Nusakambangan Bebas Gunakan Handphone hingga Upload Video ke Youtube](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/video-viral.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah video kehidupan para narapidana didalam Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Nusakambangan, Cilacap, viral di sosial media.
Dalam video itu, terlihat bebasnya kehidupan para narapidana yang tengah menjalani hukuman dengan melakukan berbagai aktivitas.
Telrihat jelas sejumlah napi sedang sibuk bermain kartu.
Ada juga penghuni yang merekam aktivitas di kamar yang mereka huni.
Dengan menggunakan sebuah telepon seluler, ia bisa mengabadikan apa yang terjadi dibalik jeruji besi itu.
Bahkan, video ini direkam serta diupload ke akun Youtube, yang diduga milik penghuni.
Video tersebut, memperlihatkan betapa bebasnya penggunaan handphone di lapas Nusakambangan yang notabenenya adalah Lapas yang bebas dari penggunaan barang terlarang termasuk telepon seluler.
Padahal, untuk mengunjungi napi, pengunjung harus melewati sejumlah pemeriksaan yang super ketat oleh petugas pemasyarakatan yang berada di pelabuhan.
Namun anehnya kisah yang digembar-gemborkan oleh pimpinan pemasyarakatan tidak semuanya benar terkait lapas nusakambangan zero Halinar.
Sebelumnya juga Dirjen Pemasyarakatan kementerian hukum dan HAM, Sri Puguh Utami menyebut, sampai saat ini pihaknya sudah melakukan revitalisasi lapas Nusakambangan yang dilakukan selama delapan bulan belakangan ini.
"Sudah dilaksanakan baru di lapas Nusakambangan, karena revitalisasi membutuhkan sumber daya dukungan yang tidak sedikit," katanya, kala itu.
Menurutnya, revitalisasi yang dilakukan di lapas Nusakambangan, sudah kita lakukan dengan proses pembinaan yang bertahap. Saat ini, pihaknya juga terus melakukan kajian karena butuh instrumen yang benar.
"Karena yang kita tangani adalah manusia yang konsepsinya mereka harus lebih baik dan berubah, lebih produktif," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.