Adi Wijaya dan Prasetyo Edi Marsudi BTP Keluar Negeri Sampai Pilpres 2019 Selesai
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok tidak di Indonesia sampai gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Wakil Presiden
Penulis: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok tidak di Indonesia sampai gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Wakil Presiden (Wapres) serta Pemilihan Legislatif (Pileg) selesai, April 2019 ini. Hal itu ditegaskan oleh Adi Wijaya selaku Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, dalam wawancara khusus dengan wartawan, Selasa (12/2/2019) di Kantornya di Tebet, Jakarta Selatan.
Penegasan yang sama disampaikan juga oleh Prasetyo Edi Marsudi dalam percakapan secara terpisah di gedung yang sama. “Jadi yang di Bali itu acara pamitan, BTP mau keluar negeri, makanya ada foto itu beredar, “ jelas Adi Wijaya menanggapi fotonya berdua dengan Basuki Tjahaja Purnama (BTP), dimana dia memberikan jaket merah dan mengenakannya pada BTP. “Dia bilang, jaketnya bagus, boleh pakai nggak? Lalu saya kasim saja, “ tambahnya.
Adi Wijaya, mantan bendahara yang kini memimpin DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta membenarkan, BTP sudah mengantongi kartu anggota PDI-P. “Dia sudah masuk PDI-P sejak Januari 2019 lalu, sudah dapat dan pegang KTA, sudah resmi, jadi pakai Jaket Merah PDI Perjuangan sudah biasa, “ jelasnya.
Adi Wijaya mengaku secara pribadi, tak dekat dengan BTP. “Kontak pertama lewat telepon. ‘Hallo, ini Ahok’. Saya tanya, Ahok siapa? Dia jawab ‘Gubernur’. ‘Oh, ya. saya kaget juga. Nah baru kenal di situ, “ terangnya sambil tertawa.
“Waktu itu dia kasi selamat, karena saya diangkat jadi Ketua DPD, “ katanya, mengenangkan peristiwa akhir Agustus 2016 lalu itu. “Waktu di bali juga rame rame, jadi nggak ada obrolan, “ katanya.
Adi Wijaya berharap masuknya BTP ke PDI Perjuangan memberikan pengaruh positip kepada partainya. “Kita tahu dia banyak pengikutnya, pasti ada pengaruhnya juga buat kami. Pokoknya positif lah, “ tandasnya.
SIAP JADI KONSULTAN
Sementara itu Prasetyo Edi Marsudi yang menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja (TKD KIK) DKI Jakarta memastikan, bahwa BTP tidak ikut dalam kampanye. Dan yakin bahwa rakyat sudah mengikuti kinerjanya, sehingga masuknya BTP di PDI Perjuangan memberikan dampak positif.
Prasetyo yang juga Ketua DPRD DKI Jakarta menyatakan, masuknya BTP ke PDI Perjuangan merupakan hak warga negara yang dijamin undang undang. “Dia sudah menebus kesalahannya di penjara, dan dia sudah banyak berbuat untuk Jakarta ini, sehingga tidak ada halangan dia masuk ke PDI Perjuangan, “ tegasnya.
"Siapa pun yang ingin jadi kader PDI Perjuangan silahkan, asalkan sehat jasmani dan rohani, punya kemampuan, tentulah diterima, “ katanya.
Selain itu, “dia sahabat saya. Saya tahu sepak terjang dia. Saya juga sering menjenguk dia. Dia sudah menyadari kekurangannya dan ingin berbuat baik untuk Jakarta dan negara ini, “ tambahnya. “Dia nggak takut dengan mafia. Dia ingin membangun Jakarta sebagai ibukota, “ kenangnya.
Dijelaskan, meski Ahok (BTP) ada di luar negeri, tapi Ahokers ada di mana mana. “Berkampanye punya strategi tertentu. Dulu memang ber-eforia, sekarang ‘nyelem’ dulu. Fokus sekarang memilih pemimpin indonesia, yang akan mengelola 256 juta orang. Nggak gampang, lho, “ terang Prasetyo.
Menurut Pras, BTP punya banyak kemampuan untuk memajukan kota Jakarta, meski tidak memiliki jabatan. “Mudah mudahan setelah balik memberi pembekalan. Bagaimana kinerja di dewan, “ jelasnya dan Saya sendiri masih maju lagi di legislatif, “ tambahnya.
Ahok sejauh ini mengaku ingin menjadi konsultan. “Bilangnya ke saya begitu. Pengen jadi konsultan untuk e-budgeting, e-planing, dan pengen jadi vloger, “ pungkas Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.