Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Uninstall Bukalapak di Medsos, Tim Jokowi Sebut Bukti Militansi Pendukung di Udara Makin Kuat

Tanda tagar uninstall Bukalapak pun menjadi pembicaraan tertinggi di sosial media Twitter.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Soal Uninstall Bukalapak di Medsos, Tim Jokowi Sebut Bukti Militansi Pendukung di Udara Makin Kuat
Kolase Biro Pers Setpres dan Twitter
CEO Bukalapak, Achmad Zaky dan Presiden Jokowi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo - Maruf Amin menilai militansi pendukung pasangan calon presiden 01 makin kuat.

Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto menilik dari gerakkan di sosial media demi merespon pernyataan CEO Bukalapak Ahmad Zaky.

Tanda tagar uninstall Bukalapak pun menjadi pembicaraan tertinggi di sosial media Twitter.

Respon pendukung Jokowi atas pernyataan Zaky menunjukkan militansi makin kuat.

"Tetapi dari apa yang terjadi juga menunjukkan bagaimana militansi pendukung Pak Jokowi itu makin kuat. Tidak hanya di darat, tetapi juga di udara dan di langit pun juga makin kuat," ucap Hasto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/2/2019).

Baca: Prabowo: Kalau Kita Sakit yang Menderita Seluruh Rakyat Indonesia

Hasto menerangkan data yang dikutip Zaky dalam twitnya adalah data lama.

Hasto mengklaim anggaran riset di era pemerintahan Jokowi selalu meningkat.

Berita Rekomendasi

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, mengatakan ke depan akan didorong pembentukkan badan riset berskala nasional.

Hasto mengingatkan kepada publik Zaky sudah meminta maaf dan tidak perlu dipermasalahkan lagi.

"Kita ini bangsa timur, namanya orang sudah minta maaf dan klarifikasi," kata Hasto.

Melalui akun twitter, @achmadzaky menulis bahwa anggaran riset dan pengembangan industri 4.0 Indonesia sangat rendah ketimbang negara lain.

Dari data yang Zaky kutip, Indonesia hanya memiliki anggaran US$2 miliar atau peringkat 43 di dunia.

Di akhir twit, Zaky menambahkan kata 'presiden baru' yang kemudian menyulut kritik dari banyak orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas