GIN International Rayakan HUT ke-3
Pengusaha bisnis berjaringan Michael Ginarto mengatakan bahwa sebuah bisnis akan bisa sukses dan mampu bertahan
Penulis: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha bisnis berjaringan Michael Ginarto mengatakan bahwa sebuah bisnis akan bisa sukses dan mampu bertahan jika sebagian penghasilan dari perusahaan tersebut dapat disisihkan untuk kegiatan amal atau kegiatan sosial lainnya membantu masyarakat yang tidak mampu.
“Kegiatan sosial bisa berupa mendirikan yayasan, menghidupi organisasi sosial ini, termasuk membagikan sebagian pendapatan untuk masyarakat yang tidak mampu. Kami akan terus berusaha membantu anak-anak lebih banyak dan lebih besar lagi,” kata Ginarto dalam perayaan 3 tahun berdirinya PT GIN International, di Hotel Luminor, Jakarta Pusat, Sabtu malam (9/3/2019).
GIN International sendiri, kata Gunarto sudah memiliki sebuah yayasan untuk membantu lebih banyak anak-anak terlantar dan anak-anak difabel yang dinamai Blessmore Foundation. Target utama ke depannya, yakni bagaimana mendirikan Life Centre di daerah untuk menampung anak-anak yang belum bersekolah, tidak mampu, untuk diberikan bea siswa.
“Masih banyak diantara saudara-saudara kita sebangsa ini tidak mampu dan masih terus berjuang, untuk itulah kita bantu mereka dengan kekuatan yang ada pada kita. Impian saya membantu 1 juta anak yatim di seluruh Indonesia,” katanya.
Ginarto mengatakan bahwa bisnis berjaringan yang menawarkan produk-produk kesehatan dan kecantikan yang digelutinya, juga sudah ada beberapa yang berkembang, namun untuk dapat survive tentunya dibutuhkan strategi marketing yang kuat, apalagi era saat ini di mana kondisi ekonomi global tidak menentu.
“Bagaimana meraih kue yang sebesar dan strategi apa yang tepat untuk dipilih. Bagaimana strategi marketingnya yang menggunakan model jaringan. Bagaimanapun, persepsi publik selama ini terhadap bisnis berjaringan semacam multi level marketing atau network marketing dapat dikatakan sinis, bahkan cenderung negatif,” katanya.
Maka dari itu lanjut Ginarto, tantangan terbesarnya adalah bagaimana membangun kredibilitas antara impian yang dijanjikan dengan kenyataan yang dihadapi dalam situasi bisnis berjaringan, yang seringkali tercemar dengan unsur penipuan dan semacamnya.
Ginarto mengungkapkan bisnis yang digelutinya sejak tahun 2016 lalu, benar-benar dirintis dari nol. Kala itu GIN International boleh dibilang masih tahap infancy. Kemudian perlahan mulai dibangun tim panel experts yang solid, pengelolaan keuangan yang kuat, tim manajemen yang mengantongi pengalaman puluhan tahun.
“Selain itu adanya support system yang menunjang kesuksesan seluruh jaringan,” katanya.
Tidak mengherankan lanjut Ginarto hingga kini GIN International sudah memiliki 35 ribu member, telah mempunyai 12 kota yang tersebar di kota-kota seperti Bandung, Medan, Lampung, Makassar, Solo, Surabaya, Serpong, Bekasi, Jakarta. Beberapa kota lainnya sudah menunggu untuk dibuka.
Yang menbedakan Gin International dengan yang lain, kata Gunarto yakni adanya kepedulian soal anak-anak yang putus, tidak bersekolah karena masalah ekonomi. Tidak semua perusahaan di bisnis yang sama punya kepedulian tentang itu. Itulah membedakannya.
Gin Ginarto dikenal sebagai pengusaha yang merintis bisnisnya sendiri, melalui Country Director untuk Crown Group Indonesia, sekitar tahun 2013. Sebuah perusahaan properti terkemuka di Australia yang didirikan oleh pengusaha asal Indonesia, Iwan Sunito.
Di perusahaan ini, Ginarto bersama timnya berhasil menorehkan prestasi yang tak kecil. Saat itu, Crown Group berhasil mencatat penjualan senilai kurang lebih 3,8 triliun rupiah hanya dalam waktu satu hari.
Ginarto bersama timnya di Indonesia ketika itu menyumbangkan penjualan sekitar 430 miliar rupiah. Penjualan properti senilai mendekati 0,5 triliun di Indonesia itu, dapat dikatakan menjadi salah satu rekor penjualan tertinggi dalam waktu singkat yang pernah terjadi di Indonesia.