Tim Prabowo: Belajar dari Pilkada DKI, Publik Tak Percaya Lagi Hasil Survei Lembaga Tertentu
Dahnil mengatakan, sejumlah lembaga survei tertentu tengah melakukan trik seperti yang dilakukan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ( BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, saat ini masyarakat sudah tak lagi memercayai hasil survei elektabilitas terkait pilpres yang dirilis sejumlah lembaga.
Hal itu disampaikannya saat dimintai tanggapannya terkait hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih tinggi ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Publik sudah tidak percaya dengan model-model begitu. Publik kita literasi demokrasinya sudah sangat tinggi, termasuk literasi terkait dengan trik dan intrik lembaga survei dengan 'tugas-tugasnya'" ujar Dahnil saat dihubungi, Senin (11/3/2019).
Baca: Adik Prabowo Laporkan Dugaaan Penemuan DPT Ganda ke KPU RI
Dahnil mengatakan, sejumlah lembaga survei tertentu tengah melakukan trik seperti yang dilakukan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Saat itu, kata dia, lembaga survei memprediksi calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menang dan rivalnya, Anies Baswedan, tersingkir pada putaran pertama.
Baca: Baru Berusia 7 Tahun Mikhalya Bakrie Kirim Chat Begini, Suami Nia Ramadhani: Langsung Runtuh Dunia
Namun, hasil Pilkada menunjukkan hasil yang berbeda dan tak sesuai dengan prediksi lembaga survei.
"Lembaga survei tertentu sedang melakukan 'tugasnya' sama seperti ketika kasus Pilkada DKI, ramai-ramai bilang Ahok menang, Anies akan gugur di putaran pertama," kata Dahnil.
Sebelumnya, hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei kepada 1.426 responden yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Peneliti menanyakan, seandainya pemilu dilakukan sekarang, siapa pasangan capres dan cawapres yang akan dipilih.
Hasilnya, 54,9 persen memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Sementara, pemilih pasangan Prabowo-Sandi sebesar 32,1 persen.
Kemudian, sebanyak 13,0 persen menyatakan tidak tahu atau merahasiakan pilihannya.
"Selisih keduanya sekitar 23 persen, bila pilpres dilakukan saat survei," kata Deni.
Pengumpulan data dalam survei ini berlangsung pada 24-31 Januari 2019.
Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.426 responden.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Adapun, margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,65 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPN Prabowo-Sandiaga: Publik Tak Percaya Lagi Hasil Survei Lembaga Tertentu"
Penulis : Kristian Erdianto