Soal Banjir Bandang Sentani, BNPB dan Wantannas Telah Peringatkan Pemda Sejak 2018
Ia mengatakan, bencana tersebut diawali hujan yang deras tanggal 16 September 2019 sejak pukul 16.00 WIT sampai 24.00 WIT.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugorho menjelaskan kronologi bencana banjir bandang di Sentani, Jayapura pada Sabtu (16/3/2019).
Ia mengatakan, bencana tersebut diawali hujan yang deras tanggal 16 September 2019 sejak pukul 16.00 WIT sampai 24.00 WIT.
"Total curah hujan mencapai 235,1 mm selama delapan jam. Ini adalah sangat ekstrim sekali," kata Sutopo saat konferensi pers penanganan bencana di Graha BNPB pada Minggu (17/3/2019).
Kemudian, pada pukul 18.00 WIT sampai 20.00 WIT dan 22.00 WIT sampai 24.00 WIT terjadi curah hujan fluktuatif.
Ia mengatakan, pukul 18.00 WIT sampai 19.00 WIT hujan lebat dengan tingkat curah hujan 55,5 mm per jam.
Baca: Banjir Bandang di Sentani, TNI Terjunkan 700 Personel
Sedangkan pukul 19.00 WIT sampai 20.00 WIT curah hujan tercatat 52 mm per jam.
"Otomatis ketika curah hujan tersebut palung yang menampung hujan di gunung Cycloop tidak dapat menampung," kata Sutopo.
Ia mengatakan, ada kemungkinan sebelumnya terjadi longsoran-longsoran yang kemudian membendung alur sungai di hulu.
"Itulah yang kemudian menyebabkan material kayu gelondongan dan batu sedimen mengalir ke bagian hilir dan menerjang sembilan kelurahan di Kecamatan Sentani," kata Sutopo.
Ia mengatakan, wilayah Sentani juga pernah mengalami banjir bandang dan menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan pada 2007.
Namun ia tidak memiliki catatan lengkapnterkait hal tersebut.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa BNPB dan Dewan Ketahanan Nasional telah memperingatkan Pemda setempat terkait daerah gundul di Gunung Cycloop yang beresiko dapat menimbulkan bencana banjir bandang.
"Ada daerah yang juga mulai gundul yang sejak September 2018 telah diperingatkan oleh Watanas dan BNPB agar Pemda Jayapura, hati-hati terkait ancaman banjir bandang karena kerusakan hutan yang ada," kata Sutopo.