Sepekan Pasca Penembakan Brutal Di Christchurch, Selandia Baru Masih Berduka
Menyikapi kasus penembakan brutal yang terjadi di kota Christchurch, Majelis Ulama Indonesia mengundang delegasi Kedutaan Besar Selandia Baru.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyikapi kasus penembakan brutal yang terjadi di dua masjid kota Christchurch, Majelis Ulama Indonesia mengundang delegasi Kedutaan Besar Selandia Baru untuk Indonesia.
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Selandia Baru Roy Ferguson pun hadir dalam konferensi pers itu dan menjelaskan perkembangan terbaru pasca terjadinya serangan yang dilakukan seorang pemuda asal Australia bernama Brenton Tarrant.
Ia mengatakan tepat hari ini, Jumat waktu setempat sekira pukul 13.30, kumandang adzan disiarkan serentak melalui stasiun televisi dan radio nasional di negara itu.
"Hari ini di New Zealand pada pukul 13:30 waktu setempat, panggilan untuk sholat disiarkan secara nasional melalui radio dan televisi nasional di Selandia Baru," ujar Ferguson, dalam konferensi pers yang digelar di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019).
Baca: Cristian Gonzales Musim Liga 2 2019 Berseragam Bogor FC
Ia kemudian menambahkan, masyarakat muslim maupun non-muslim langsung mengheningkan cipta untuk mengenang para kerabat muslim yang tewas dalam serangan brutal tersebut.
"Segera setelah itu, kami mengheningkan cipta selama 2 menit untuk saudara dan saudari Muslim Kiwi kami yang menjadi korban serangan teroris yang tragis ini," jelas Ferguson.
Ferguson pun mengajak semua yang hadir dalam konferensi pers di Gedung MUI itu untuk turut serta mengheningkan cipta sebagai tanda penghormatan bagi saudara muslim yang tewas pada Jumat lalu.
"Saya ingin mengajak kita semua untuk mengheningkan cipta untuk berdoa dan mengenang para korban serangan teroris ini," kata Ferguson.
Kasus yang menewaskan 50 orang itu membuat masyarakat Selandia Baru, termasuk dirinya terpukul.
"Kami merasa sangat terpukul dengan serangan teroris terhadap komunitas Muslim kami di Christchurch," papar Ferguson.
Baca: Label Rekaman Milik Raffi Ahmad Ingin Bangkitkan Musik Era 90-an
Atas peristiwa naas tersebut, ia mengatakan meskipun duka masih menyelimuti masyarakat Selandia Baru, namun dirinya menyadari semua telah terjadi dan harus diterima secara ikhlas.
"Kami semua di Selandia Baru sangat berduka cita dan berusaha untuk mencoba menerima apa yang telah terjadi," pungkas Ferguson.
Baca: Tsania Marwa Ungkap Kronologi Dugaan Penganiayannya, Atalarik Syah Singgung Tanda Kejiwaan Rusak
Perlu diketahui, serangan brutal yang dilakukan pemuda asal Australia bernama Brenton Tarrant, telah menewaskan 50 orang serta melukai puluhan lainnya.
Ia melakukan serangan melalui tembakan senjata semi-otomatis tersebut di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat lalu.
Tarrant diduga terkait jaringan kelompok radikal dan dianggap memiliki ideologi negatif yakni Islamophobia dan Senophobia.