Pemilihan Gubernur DKI
Polri Akan Intensifkan Patroli Terpadu Antisipasi Serangan Fajar Jelang Pemungutan Suara Pemilu 2019
Mabes Polri mewaspadai serangan fajar pemungutan suara Pemilu 2019 pada tanggal 17 April 2019.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mewaspadai serangan fajar pemungutan suara Pemilu 2019 pada tanggal 17 April 2019.
Kewaspadaan Polri merujuk pada penangkapan anggota DPR dari Fraksi Golkar, Bowo Sidik Pangarso yang diduga menerima suap Rp 8 miliar untuk persiapan serangan fajar.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya akan meningkatkan patroli untuk mencegah serangan fajar.
Baca: Ini Kata Kejagung Soal Pelaku Pengaturan Skor Bisa Dikenai Pidana Tambahan Seperti Koruptor
Polri disebutnya akan bekerja sama dengan KPU, Bawaslu, serta TNI mengawasi pelaksanaan Pemilu 2019.
"Kita akan mengintensifkan patroli terpadu, dan kemudian pihak TNI, akan melaksanakan patroli terpadu. Dan kita akan buktikan, dan kita minta masyarakat untuk melaporkan," ujar Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/3/2019).
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menilai potensi kerawanan dalam Pemilu 2019 justru berada pada Pemilu Legislatif (Pileg) dan bukannya Pemilu Presiden (Pilpres).
Dedi mengungkap jika pihaknya mewaspadai serangan fajar yang tertuju pada Pileg.
Terutama, kata dia, karena adanya 31 laporan yang sudah masuk.
Baca: Kronologi Perampokan Minimarket di Madiun, Pelaku Pura-pura Mau Beli Obat
"Ada 31 laporan sudah masuk. Dan itu akan memitigasi serangan fajar. Makanya sekarang itu yang kami khawatirkan itu bukan pilpres tapi pileg. Seperti serangan fajar," kata Dedi.