Penggagas: Perlu ada Ratifikasi Harta Kekayaan Pendiri Bangsa Soekarno
Suparman meminta pemerintah yang akan datang untuk dapat menyelesaikan masalah dan krisis ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Editor: Hasanudin Aco
![Penggagas: Perlu ada Ratifikasi Harta Kekayaan Pendiri Bangsa Soekarno](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ggasa-siokrano.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggagas Generasi Penerus Proklamator Soekarno, Suparman meminta pemerintah yang akan datang untuk dapat menyelesaikan masalah dan krisis ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Salah satu solusinya adalah perlu adanya penelusuran harta kekayaan Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri termasuk harta peninggalan masa perjuangan Soekarno agar bisa dimanfaatkan untuk bangsa.
"Supaya sistem ini jalan. Dengan dicabut tadi sudah dipulihkan. Mohon dengan hormat agar pemanfaatan ini bisa untuk Indonesia. Kembali kritis moneter. Ayo kembali ke Soekarno. Terpulang pada presiden dan kondisi beliau capres," ujarnya ketika memberikan keterangan terkait Soekarno Speak di Jakarta, Senin (1/4/2019).
Menurutnya, kembali ke pondasi pemikiran pendiri bangsa Soekarno itu bisa menjadi solusi krisis moneter dan juga utang luar negeri.
"Itulah yang kita harapkan ratifikasi biar supaya sistem berjalan," kata penggagas Generasi Penerus Proklamator Soekarno tersebut.
Baca: Dialog: Debat Berkualitas Pilpres 2019 (2)
Ia pun menduga banyak harta perjuangan Indonesia di era Soekarno yang perlu diratifikasi kepemilikannya dan mendapatkan kemanfaatan, termasuk dirinya yang berhak sebagai pewaris.
"Itu payung hukum dan BI mengeluarkan rekomendasi. Dengan kejadian itu ada posisi saya, posisi presiden dan posisi Bank Indonesia serta adanya pemanfaatan untuk presiden."
Oleh karena itu dia berharap penyelenggaraan pileg dan pilpres serentak tidak boleh menjadi penyebab pemecah belah bangsa.
Suparman yang mempunyai nama kecil Achmad Mujianto mengatakan dua calon yang bersaing Jokowi dan Prabowo adalah putra terbaik bangsa, sehingga tidak boleh adanya polarisasi akibat beda pilihan.
"Jokowi dan Prabowo adalah putra terbaik bangsa dan jangan ada polarisasi karena perbedaan itu," terangnya.
Suparman mengingatkan, beda pilihan politik tidak menjadi soal dan setiap elemen bangsa harus tetap satu dalam bingkai Indonesia, yakni satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.