Menhan Berharap Industri Pertahanan Indonesia Bantu Proses Kemandirian Ekonomi Dalam Negeri
Ia berharap, kedepannya industri pertahanan Indonesia dapat membantu proses kemandirian ekonomi dalam negeri.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan program pemberdayaan industri pertahanan yang saat ini tengah diintensifkan adalah program pengembangan teknologi dan industri pertahanan.
Ia berharap, kedepannya industri pertahanan Indonesia dapat membantu proses kemandirian ekonomi dalam negeri.
Hal itu disampaikan Ryamizard saat menyampaikan sambutannya saat acara penandatangan di proyek pengadaan alutsista dan jasa konstruksi antara Kementerian Pertahanan RI dan sejumlah perusahaan senilai Rp 2,1 triliun dan Rp 1,4 miliar di GRHA PT Pindad, Bandung, Jawa Barat pada Jumat (12/4/2019).
"Sekarang sudah banyak kapal, senjata, yang dipesan negara sahabat. Kita bukan hanya membeli saja, tapi juga menjual. Pada akhirnya, industri pertahanan Indonesia dapat membantu proses kemandirian ekonomi dalam negeri yang sejalan dengan visi Nawacita Presiden," kata Ryamizard.
Ia menjelaskan, saat ini di negara-negara besar seperti Amerika, Perancis, Inggris, industri pertahanan menjadi penopang ekonomi.
"Mahal loh, pedawat Sukhoi saja bisa sampai Rp 1,5 triliun. Kalau kita sudah menjual kapal selam, kapal laut, itu kan pemasukan juga. Kapal selam nanti yang keempat dan kelima kita sudah bisa buat sendiri. Kapal sudah bisa kita jual, dengan Filipina, dan Malaysia Insya Allah. Itu kan pemasukan untuk negara," kata Ryamizard.
Ia mengatakan, ukuran kebesaran sebuah negara juga dapat dilihat dari kemandirian alutsistanya.
Baca: Pidato Kebangsaan Prabowo di Surabaya Dihadiri Banyak Tokoh dan Akan Beri Kejutan
"Negara besar itu artinya alutsistanya tidak beli. Dibuat sendiri, dijual, jadi tidak beli. Untungnya untuk negara kita. Ke depan, industri pertahanan mampu menjembatani kebutuhan alutsista sesuai dengan proyeksi dan kebutuhan pertahanan negara di masa yang akan datang," kata Ryamizard.
Untuk itu ia mengajak seluruh BUMN dan BUMS untuk dapat bersinergi melakukan inovasi-inovasi dan berbagai terobosan pembangunan industri pertahanan.
"Hal itu guna menjawab tantangan perkembangan teknologi masa kini yang sangat pesat dan sarat dengan nuansa kompetisi global antar bangsa yang pada gilirannya akan menentukan eksistensi Bangsa Indonesi," kata Ryamizard.
Ia mengatakan, harapan tersebut bukanlah harapan yang ambisius namun sesuatu yang harus diwujudkan bersama.
"Hal ini bukan sesuatu yang ambisius, tapi sebuah realita yang harus kita wujudkan karena bangsa Indonesia pada hakikatnya adalah bangsa pejuang yang punya kreatifitas dan potensi besar untuk berinovasi dan mengembangkan produk dalan negeri berteknologi canggih," kata Ryamizard.