Giwo: Lanjutkan Semangat Perjuangan Kartini, Kesetaraan Gender Jadi Tantangan
Perjuangan kesetaraan gender sudah dirintis oleh tokoh pejuang perempuan Indonesia, RA Kartini.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesetaraan gender masih merupakan sesuatu hal yang harus diperjuangkan. Hampir semua negara mengakui keseteraan gender juga menjadi bagian hak azasi setiap manusia.
Berdasarkan hasil pertemuan komisi status perempuan di markas PBB New York yang dihadiri oleh sekitar 9000 peserta UN Women dan Dewan Ekonomi dan Social PBB (ECOSOC, Economic and Social Council) pada bulan Maret 2019 lalu, beberapa negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia, sangat concern terhadap perjuangan kesetaraan gender.
Perjuangan kesetaraan gender sudah dirintis oleh tokoh pejuang perempuan Indonesia, RA Kartini.
Kartini sebagai inspirator yang memiliki semangat anti perbedaan gender, cerdas berpikir dan teguh dalam pendirian patut diteladani oleh setiap orang, khususnya perjuangannya mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia.
Demikian penegasan Giwo Rubiyanto Wiyogo selalu Ketua Umum Kowani kepada pers dalam memaknai peringatan Hari Kartini 2019 disela-sela mendampingi Capres Joko Widodo (Jokowi) bersama tokoh-tokoh nasional mengisi akhir pekan dengan makan siang di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2019)
Giwo menyebut Kartini memilih pendidikan sebagai jalur yang harus ditempuh perempuan untuk memperoleh kesejajaran dengan kaum laki-laki dan menjadi pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia, .
Menurut Giwo, pendidikan penting bagi perempuan agar nantinya mereka akan lebih terampil dalam melakukan kewajiban sebagai ibu.
"Perempuan wajib mendapat pendidikan, karena perempuan sebagai calon ibu adalah sekolah pertama dan paling utama bagi seorang anak," kata Giwo.
Baca: Ada Momentum, Kenapa Prabowo Tak Mampu Kuasai Suara Jawa? Begini Penelusuran Litbang Kompas
Melalui pendidikan, ujarnya, perempuan dapat maju dan memiliki ilmu untuk mendobrak tradisi yang membodohkan, dan melalui pendidikan seorang perempuan dapat menentukan jalan hidup serta kemandiriannya.
Perempuan juga perlu dibekali dengan pendidikan karakter agar dapat mendidik generasi penerus bangsa yang cerdas, unggul dan memiliki akhlak yang mulia.
Giwo yang dikenal sebagai tokoh aktivis perempuan dan anak ini sangat setuju dengan slogan, "No Women and Girl Left Behind”, tidak ada perempuan dan anak perempuan tertinggal dibelakang. Ini mengingat peran dan tanggung jawab besar perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa memegang peran strategis, yang terus membina generasi penerus masa depan bangsa, membangun karakter dan mentalitas bangsa, penjaga moral keluarga dan masyarakat, juga menjaga lingkungan alam agar tetap dapat dinikmati oleh anak cucu serta dapat berperan aktif menggerakkan ekonomi keluarga, ekonomi masyarakat dan bangsa.
Giwo selalu mengingatkan agar setiap perempuan harus cerdas, meliputi cerdas kodrati (tahu ada kodrat yang berbeda antara laki-laki dan perempuan), cerdas tradisi (tahu memilah tradisi buatan manusia yang bias gender, yang merugikan perempuan), cerdas sosial (tahu tata pergaulan sosial yang membangun karakter) dan cerdas profesi (hak memilih profesi yang menjadi dambaan setiap orang) dalam upaya membangun generasi penerus bangsa yang berkualitas.
"Perempuan harus dapat berpikir “out of the box”, yang inovatif dapat mengatasi problem masa depan yang jauh beragam dan tidak biasa biasa saja. “Think Equal, Build Smart, Innovate for Change", perempuan cerdas dapat menjadi agen perubahan,”jelas Ketum Aliansi Pita Putih ini.
Kowani sebagai organisasi yang merupakan federasi dari 93 organisasi wanita tingkat nasional Indonesia, tak memungkiri di setiap zaman pasti ada tantangan dan hambatan yang dihadapi.
"Namun meneladani dan memaknai perjuangan serta meneruskan legacy RA Kartini, harus terus digelorakan setiap perempuan dalam menghadapi tantangan. Mari bersatu dan fokus dalam melanjutkan perjuangan Ibu Kartini. Selaku Ketum Kowani, saya ucapkan Selamat Hari Kartini 2019 kepada seluruh perempuan Indonesia, dimana pun berada," ucap mantan Ketua KPAI ini.