Rico Marbun: Bukan Kesalahan Publik Jika Tidak Percaya 'Quick Count'
Rico Marbun menyikapi adanya sebagian publik yang meragukan hasil quick count pemilu presiden (pilpres) 2019.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun menyikapi adanya sebagian publik yang meragukan hasil hitung cepat atau quick count pemilu presiden (Pilpres) 2019.
Menurutnya, keraguan publik itu wajar mengingat sebelum Pilpres digelar telah banyak lembaga survei yang merilis hasil survei jauh berbeda dengan hasil quick count.
"Wajar publik jadi ragu karena terlalu banyak lembaga survei yang merilis hasil survei persis sebelum Pilpres yang memprediksi keunggulan Jokowi-Amin terlalu besar," katanya, Senin (22/4/2019).
Beberapa lembaga survei sebelum Pilpres, menurut Rico, terbilang bombastis memprediksi keunggulan Jokowi-Maruf.
Bahkan ada yang memprediksi jokowi-Ma'ruf akan unggul 19 % hingga 20 persen.
Baca: Prabowo Singgung Lembaga Survei: Mungkin Bisa Pindah ke Antartika
Sehingga, Rico menambahkan pola saat ini berulang seperti saat pilkada Jateng dan Jabar, ketika hasil quick count berbeda dengan hasil survei.
"Jadi saat publik disuguhi quick count yang selisihnya hanya 8-10%, maka publik jadi skeptis. Oleh karena itu, publik tidak bisa disalahkan begitu saja," katanya.
Menurut Rico, Median merupakan lembaga survei yang konsisten dalam setiap surveinya memprediksi selisih keunggulan Jokowi-Amin atas Prabowo-Sandi di rentang 8-9%.
Hasil lembaganya itu menurutnya sesuai dengan rata-rata hasil quick count yang dirilis semua lembaga survei saat ini.
"Semua lembaga survei rata-rata merilis keunggulan Jokowi- Amin di angka 8-9 persen dalam quick count, sesuai survei-survei Median sebelumnya," pungkasnya.