Masyarakat Diminta Tak Perlu Khawatir Ancaman Rizieq Shibab Hentikan Situng KPU
Boni menyebut, upaya itu merupakan para pedagang politik untuk ingin membuat kegaduhan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menyoroti soal gerakan Rizieq Shihab dan kawan-kawan yang menyarankan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi untuk mendesak KPU menghentikan Real Count Pilpres 2019.
Boni menyebut, upaya itu merupakan para pedagang politik untuk ingin membuat kegaduhan.
"Itu adalah upaya para pedagang politik untuk membuat kegaduhan," ujar Boni Hargens di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Boni pun meminta negara untuk meresponnya secara proporsional saja, dan tidak perlu terlalu menguras energi.
Sebab, kata Boni, gerakan Rizieq dan kawan-kawan ini hanya sandiwara untuk memuaskan pada bandar politik yang sudah banyak mengalami kerugian karena pemilu.
"Kalau dalam organisasi, ya semacam LPJ-lah atau Laporan Pertanggungjawaban," ucap Boni.
Baca: Ini Alasan Eggi Sudjana Tidak Hadir dalam Pemeriksaan Polisi Hari Ini
Ia pun menegaskan, KPU dan masyarakat tidak perlu khawatir dan berlebihan menanggapai gimik yang sedang dijalankan oleh Rizieq dan kawan-kawan.
Kata Boni, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan Badan Intelijen Negara (BIN) mampu menjamin keamanan dalam segala aspek.
"Kita tidak usah resah dan terganggu. KPU harus terus bekerja dengan aman, tidak usah merasa terganggu dengan sandiwara para musafir politik yang tidak siap berdemokrasi," ungkapnya.
Untuk itu, Boni mengatakan, yang dibutuhkan saat ini adalah dukungan masyarakat kepada aparat keamanan dan KPU agar mereka bisa bekerja sesuai amanat undang-undang.
"Polri Bersama TNI dan BIN sudah melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara ini. Pemilu sudah berjalan aman," jelasnya.
Lebih lanjut, Boni meminta, masyarakat harus mendukung institusi keamanan karena saat ini hanya itu yang bisa kita berikan.
Negara, kata Boni, memang tidak boleh kalah dengan para pemburu rente yang hanya memburu jarahan dalam setiap musim pemilu.
"Dalam teori, biasanya para pemburu mencari yang namanya economic spoils and political spoil. Gerakan Rizieq cs ini ya seperti itu. Makanya tidak usah kita respons terlalu berlebihan karena hal itu menunjukkan peluang negara menjadi lemah dihadapan para vigilante," pungkas Boni.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.