Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Persatu Pendukung Prabowo Temui Jokowi, Benarkah 'Karpet Merah' AHY untuk Pilpres 2024?

Direktur Eksekutif IPI mengatakan jika Jokowi mengakomodir Demokrat maka sama saja memberikan 'karpet merah' untuk AHY bertarung di Pilpres 20124

Editor: Sugiyarto
zoom-in Satu Persatu Pendukung Prabowo Temui Jokowi,  Benarkah 'Karpet Merah' AHY untuk Pilpres 2024?
Biro Pers Istana Kepresidenan/Rusman
Presiden Jokowi menyalami dan mempersilakan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY untuk mengambil tempat yang disediakan di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5/2019) 

Direktur Eksekutif IPI mengatakan jika Jokowi mengakomodir Demokrat maka sama saja memberikan 'karpet merah' untuk AHY bertarung di Pilpres 20124

TRIBUNNEWS.COM - Aksi sejumlah pendukung Prabowo Subianto, menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat reaksi dari sejumlah pihak, contohnya Direktur Ekskutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo.

Seperti diberitakan, pendukung Prabowo seperti Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY juga Ketua PAN, Zulkifli Hasan, menemui Jokowi secara terpisah setelah pemungutan suara Pilpres 2019.

Pertemuan tersebut digadang-gadang sebagai pertemuan untuk membahas kemungkinan koalisi.

Baca: Termasuk AHY, 3 Tokoh Pendukung Prabowo Temui Jokowi Setelah Pilpres 2019, Tujuannya?

Baca: Ahmad Dhani Disebut Tak Lolos DPR, 3 Artis Senasib hingga Relawan Optimistis

Karpet Merah

Karyono, dalam hal ini menurutkan bahwa Presiden Joko Widodo lebih baik mengakomodir Partai Amanat Nasional (PAN) daripada Partai Demokrat untuk masuk koalisi.

"Jokowi lebih baik mengakomodir PAN untuk bergabung di pemerintahan," kata Karyono Wibowo saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (3/5/2019).

BERITA TERKAIT

Karyono menilai, PAN bisa memperkuat Jokowi di Parlemen periode 2019-2024.

Sebab, PAN tak memiliki konstilasi untuk mengajukan calon presiden atau calon wakil presiden di Pemilu 2024.

Namun sebaliknya, lanjut Karyono, jika Jokowi mengakomodir Demokrat untuk masuk koalisi sama saja memberikan karpet merah untuk Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertarung di Pilpres 2024.

"Jika mengakomodir Demokrat, sama saja memberikan karpet merah untuk AHY bertarung di 2024," ucap Karyono.

Pendukung Prabowo temui Jokowi sebelum hasil Pilpres diumumkan

Komandan Kogasma Partai Dmeokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (2/5/2019) sore.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)  Said Iqbal dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, juga menemui Jokowi secara terpisah.

Baik AHY, Said Iqbal, dan Zulikfli Hasan merupakan tiga tokoh pendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 atau bisa dikatakan berseberangan dengan Jokowi.

Lalu apa tujuan ketiga tokoh pendukung Prabowo yang tergabung dalam koalisi Adil dan Makmur menemui Jokowi setelah Pilpres 2019?

Baca: Berita Terbaru Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jumat 3 Mei Jam 18.00 WIB, Prabowo Unggul di Sultra

1. AHY

Dikutip dari Kompas.com, pertemuan Jokowi dan AHY berlangsung selama 30 menit.

Setelahi pertemuan, AHY keluar dari ruangan dan memberikan pernyataan pers kepada awak media yang menunggu.

Namun, Presiden Jokowi tak ikut menemani AHY untuk memberikan pernyataan pers kepada media.

Kepada media, AHY mengatakan bahwa kedatangannya ke Istana adalah untuk memenuhi undangan Jokowi dalam rangka silaturahmi.

"Alhamdulilah pada sore hari ini saya bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi atas undangan beliau. Sudah lama juga tidak silaturahim," kata AHY.

Ia sempat meladeni sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh awak media mengenai pembahasan di dalam serta kondisi politik terkini.

Namun, saat awak media masih mengajukan sejumlah pertanyaan, Mensesneg Pratikno langsung meminta AHY menyudahi wawancara.

AHY menuruti permintaan itu.

Keduanya lalu berjalan ke salah satu ruangan di Istana untuk menghindari kejaran awak media.

Saat meninggalkan Istana, AHY memilih melewati pintu samping Istana Merdeka yang lokasinya tak bisa dijangkau awak media.

Baca: Naik Mobil B 2024 AHY, Agus Harimurti Bertemu Jokowi, Moeldoko Sebut Kemungkinan Bahas Koalisi

2. Tujuan Presiden Buruh

Kunjungan juga dilakukan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal pada Jumat (26/4/2019).

Presiden buruh tersebut di antaranya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, dan Presiden KSBSI Mudofir.

Kehadiran Said Iqbal dalam pertemuan tersebut, cukup menarik karena dirinya selama tidak pernah mendukung Jokowi dalam kontestasi Pilpres, baik pada 2014 maupun 2019.

"Presiden KSPI Said Iqbal dikenal sangat dekat dengan Prabowo Subianto yang menjadi kompetitor Jokowi saat Pilpres," ujar Andi Gani yang turut hadir di pertemuan tersebut.

Menurutnya, kehadiran Said dalam pertemuan ini, menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik, mengingat dirinya dan Mudofir memang sejak awal mendukung Jokowi.

"Tapi Said Iqbal mendukung Prabowo,  tapi kami tetap bersama berjuang untuk kesejahteraan buruh Indonesia dan meninggalkan kepentingan politik," paparnya.

3. Zulkifli Hasan

Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, memberikan penjelasan mengenai pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Melalui akun Twitter resminya @ZUL_Hasan, Zulkifli mengatakan, kehadirannya di Istana adalah tugas rutin sebagai Ketua MPR.

Ia mengatakan kehadirannya dalam rangka pelantikan Gubernur Maluku Murad Islamil yang diusung oleh PAN.

"Saya hadir di Istana sebagai Ketua MPR dalam Pelantikan Gubernur Maluku. Sama seperti pelantikan gubernur gubernur lainnya. Apalagi, Murad Ismail adalah sahabat dan PAN mengusungnya di Pilkada Maluku lalu," kata Zulkifli lewat akun resmi Twitter @Zul_Hasan, Jumat, (26/4/2019) dikutip dari Kompas.com.

Zulkifli melanjutkan, para kader PAN mulai dari provinsi, kabupaten, dan kecamatan masih fokus mengawal proses rekapitulasi suara Pilpres dan Pileg. Tak lupa ia mengingatkan semua pihak untuk menjaga persaudaraan meski pilihan politik berbeda.

"Masa masa krusial penghitungan suara ini, mari tetap jaga dan rekatkan persaudaraan kita sesama anak bangsa. Pilihan boleh beda, Merah Putih kita tetap sama," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sempat berbincang-bincang dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/4/2019) siang, usai pelantikan Murad Ismail dan Barnabas Orno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.

Sesuai pertemuan, kepada wartawan, Zulkifli mengaku mengeluhkan durasi Pemilu 2019 yang terlalu lama kepada Presiden Jokowi.

"Ya, kalau silaturahmi kan pasti banyak yang kita bicarakan, soal pemilu terlalu lama sampai 8 bulan, habis energi," kata Zulkifli kepada wartawan usai pelantikan.

Pertemuan Zulkifli dan Jokowi membuat banyak pihak berspekulasi bahwa PAN akan merapat ke Jokowi. Namun, hal itu dibantah oleh Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno. Eddy mengatakan, pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden Joko Widodo adalah pertemuan biasa.

Menurut dia, PAN masih konsisten berada di Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. "Tidak perlu berspekulasi lebih jauh terkait pertemuan ini.

Kita tetap konsisten berada di koalisi Adil Makmur," kata Eddy saat dihubungi Kompas.com, Jumat, (26/4/2019). 

Moeldoko

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membenarkan adanya pertemuan AHY dan Jokowi.

Moeldoko menyebut tak menutup kemungkinan adanya pembahasan mengenai koalisi pasca pilpres 2019.

Moeldoko mengatakan jika perlu adanya usaha untuk memperluas pertemanan untuk menguatkan koalisi.

"Ya bisa juga pastinya begitu (bicara koalisi), karena prinsipnya pemerintahan yang efektif itu sebanyak mungkin teman. Sebanyak mungkin koalisi yang semakin kuat," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis sore.

Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko saat sukuran kemenangan Jokowi-Ma'ruf di kantor DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019) malam.
Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko saat sukuran kemenangan Jokowi-Ma'ruf di kantor DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019) malam. (Fransiskus Adhiyuda/tribunnews.com)

Ia juga menegaskan jika politik bersifat dinamis.

"Politik sangat dinamis. Dalam 5 menit terakhir bisa berubah sangat cepat, bisa saja yang berada di sana berada di sini. Sangat dinamis," kata Moeldoko.

Tak menutup kemungkinan, Jokowi akan merangkul Partai Demokrat melalui AHY.

"Ya sepertinya yang terlihat seperti itu," kata Moeldoko.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Kompas.com)

BACA JUGA ARTIKEL VIRAL BERIKUT !

 Foto Pernikahan Gadis Cantik & Pria Afrika, Kisah Cintanya Viral, Bertemu Jodoh di Saat Tak Terduga

 Foto Viral Wanita Menyusui Anaknya di Hari Pernikahan, Identitas Terungkap, Seorang Artis Terkenal

 Fotografer Tak Sengaja Temukan Foto Lawas Jokowi Cium Tangan Gus Dur, Ada Hal Besar Terungkap!

 Wisuda Tak Dihadiri Orangtua, Pemuda Ini Terduduk Lemas dan Menangis, Curhatannya Viral

 Lihat Posturnya, Wanita Bernama Puspa Dewi Ini Bak Gadis, Padahal Umur Aslinya Sudah Nenek-nenek !

 Banjir Doa untuk Adik Ayu Ting Ting yang Sudah Meninggal, Banyak yang Tak Sangka Tahu Kisah Hidupnya

 Reino Barack Rela Kalungkan Tas Syahrini di Leher Saat Jalan-jalan ke Mall, Ekspresinya Jadi Sorotan

 Viral Foto Ruang Doa 2 Agama Berbeda Saling Bersebelahan, Ini Cerita Menyentuh Sang Fotografer

 Viral Foto Driver Ojol Tunggu Pesanan Sambil Sibuk Membaca, Perhatikan saat Fotonya Di-zoom

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas