Menristekdikti: Indonesia Masih Impor Roda Kereta Api
Untuk itu, dia meminta, supaya perguruan tinggi membuka program studi (prodi) metalurgi.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia harus mampu memproduksi roda kereta api. Upaya itu dilakukan untuk menunjang industri kereta api yang sedang berkembang di dalam negeri.
Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir.
"Saya melihat ada industri manufaktur yang kita buat. Yang problem, bagaimana membuat roda kereta api. Sampai sekarang (roda kereta api,-red) impor," kata Nasir, Jumat (10/5/2019).
Sebagai upaya membuat roda kereta api, maka harus ada tenaga kerja yang dipersiapkan.
Untuk itu, dia meminta, supaya perguruan tinggi membuka program studi (prodi) metalurgi.
Metalurgi adalah salah satu bidang ilmu dan teknik bahan yang mempelajari tentang perilaku fisika dan kimia dari unsur-unsur logam, senyawa-senyawa antarlogam, dan paduan, paduan logam yang disebut aloi atau lakut.
Baca: Andre Rosiade: BPN Tidak Pernah Punya Rencana People Power
"Harus membuka prodi metalurgi. Supaya ada prodi membuat lulusan mampu menghasilkan roda sendiri," kata dia.
Dia menambahkan, apabila sudah membangun industri kereta api, maka barang-barang pendukung industri tersebut juga harus dipersiapkan. Salah satunya yaitu roda kereta api.
"(Industri,-red) kereta api ada masalah. Kalau sudah membangun MRT, speed railway. Bagaimana SDM (Sumber Daya Manusia,-red) yang ada," tambahnya.