Ini Rekaman CCTV Diduga Perusuh 22 Mei ke Bawaslu Diangkut Pakai Mobil Ambulans
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut dibagikan di salurah YouTube KompasTV, Senin (27/5/2019).
Editor: Hasanudin Aco
Terkait mobil ambulans di aksi 22 Mei, sebelumnya diberitakan ada satu unit ambulans berlogo partai yang di dalamnya berisi banyak batu dan alat-alat ditemukan di sekitar lokasi aksi 22 Mei.
Dikutip dari Kompas.com, hal tersebut awalnya diungkapkan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
"Ada satu ambulans. Saya tak akan sebutkan ambulansnya ada (logo) partainya, itu penuh dengan batu dan alat-alat. Sudah kami amankan," ujar Iqbal.
Beberapa waktu setelahnya, disebutkan bahwa ambulans tersebut berlogo Gerindra Kota Tasikmalaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono melalui keterangan persnya mengatakan ada tiga orang yang diamankan bersama dengan ambulans tersebut, Kamis (23/5/2019).
Tiga orang tersebut yakni Yayan sebagai sopir, Sekreatis DPC Partai Gerindra Kota Tasikmalaya Iskandar Hamid, serta Wakil Sekretaris Partai Gerindra Obby Nugraha alias Obby.
Melalui sebuah video yang bereda, sopir ambulans, Yayan nengaku mengaku tidak mengetahui adanya bongkahan batu di dalam ambulans yang ia bawa.
Dikutip dari channel YouTube Kompas TV, Kamis (23/5/2019), Yayan mengaku bahwa dirinya hanya diminta untuk datang ke kantor Bawaslu bertepatan dengan aksi massa 22 Mei.
"Assalamualaikum, saya Yayan, sopir Gerindra diperintahkan untuk ke kantor pusat Tjokroaminato, dari situ, saya langsung ke Bawaslu," jelas Yayan dalam video tersebut.
Baca: Menilik Asal Usul Ambulans Berlogo Gerindra Pembawa Batu Saat Aksi 22 Mei, Berikut Faktanya
Baca: Ambulans Gerindra yang Angkut Batu Nunggak Pajak 4 Tahun
Dalam keterangannya pula, Yayan menjelaskan bahwa di mobil ambulans yang ia bawa, tidak terdapat peralatan medis.
"Setelah diperiksa oleh bapak polisi ditemukan batu dan tidak ada alat medis di kendaraan saya sebagai sopir," ujar Yayan menambahkan.
Yayan mengaku diinstruksikan oleh Dewan Pengurus Cabang Partai Gerindra Tasikmalaya untuk membawa ambulans tersebut.
Ia menjelaskan bahwa diminta mengendarai mobil tersebut dari Tasikmalaya ke Jakarta dengan tujuan membantu korban saat aksi 22 Mei.
Keterangan kepolisian, Yayan diduga dibayar dengan uang operasional Rp 1,2 juta.