Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kematian Harun Rasyid yang Tertembak pada Kerusuhan 22 Mei Masih Menyisakan Misteri

Harun berada di Slipi saat kerusuhan Teman Harun, Angga (14), juga memastikan jika pria yang dipukuli dalam video tersebut bukan Harun.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kematian Harun Rasyid yang Tertembak pada Kerusuhan 22 Mei Masih Menyisakan Misteri
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Menunggu hasil tim investigasi bersama dulu karena harus ada autopsinya," kata Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (29/5/2019).

Ke Komnas HAM

Tekanan dari Polisi Pengungkapan misteri kematian Harun juga sempat dibumbui oleh pelaporan orangtua Harun ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Ketua Komnas HAM Taufan Damanik mengatakan, orangtua Harun merasa ditekan pihak kepolisian.

"Mereka katanya mendapatkan tekanan-tekanan dari pihak kepolisian itu yang saya coba cek. Saya sudah ketemu sama Pak Irwasum dan Kadivhum (Mabes Polri) bahwa ini harus segera diatasi. Untuk sementara kita enggak bisa berkata iya apa enggak, mungkin miss komunikasi," kata Taufan, Rabu.

Berdasarkan hasil koordinasi Komnas HAM dengan perwakilan Mabes Polri, kata dia, polisi menyangkal menekan keluarga Harun.

"Ada miss understanding antara pihak keluarga dengan pihak kepolisian. Ketika keluarga mengambil jenazah itu kan tidak semera-merta bisa langsung diambil," ujar Taufan.

Berita Rekomendasi

"Polisi kan harus tahu yang datang ini benar-benar keluarganya apa enggak, setidaknya harus ada pengujian antemortem itu kan untuk memastikan," kata dia lagi.

"Sudah, hasil otopsinya luka tembak. Luka tembak dari lengan kiri atas, ya dari lengan kiri menembus ke dada," kata Musyafak kepada Kompas.com, Kamis (30/5/2019).

Musyafak tidak bisa memastikan apakah peluru yang melukai tubuh Harun adalah peluru karet atau peluru tajam. Menurut dia, hal itu merupakan wewenang Puslabfor Polri. Ia menyebutkan, RS Polri masih menunggu permintaan hasil autopsi dari penyidik guna kepentingan investigasi penyebab kematian Harun.

"Kami bukan menyerahkan. Selama belum ada permintaan ya, kita kan enggak tahu, menunggu penyidik," ujar Musyafak. Hasil autopsi ini diharapkan dapat menjadi titik terang terkuaknya misteri kematian Harun. Dedi mengatakan, polisi investigasi kematian Harun.

"Menunggu hasil tim investigasi bersama dulu karena harus ada autopsinya," kata Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (29/5/2019).

Ketua Komnas HAM Taufan Damanik mengatakan, orangtua Harun merasa ditekan pihak kepolisian.

"Mereka katanya mendapatkan tekanan-tekanan dari pihak kepolisian itu yang saya coba cek. Saya sudah ketemu sama Pak Irwasum dan Kadivhum (Mabes Polri) bahwa ini harus segera diatasi. Untuk sementara kita enggak bisa berkata iya apa enggak, mungkin miss komunikasi," kata Taufan, Rabu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas