Sosok-sosok di Balik Lagu “Pancasila Rumah Kita”
"Ini untuk menyiasati biaya, karena bila peralatannya lengkap mencapi Rp 50 juta sekali pentas," cetus Sumaryoto.
Editor: Hasanudin Aco
Pementasan selalu dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan “Pancasila Rumah Kita” dan diakhiri dengan lagu “Kembali ke Pancasila”.
Itulah format baku atau pakem “Wayang Kebangsaan” dalam setiap pementasannya.
Bila Franky menciptakan lagu “Pancasila Rumah Kita”, Sumaryoto menciptakan “Wayang Kebangsaan” sebagai sarana membangun karakter bangsa melalui Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, yang kemudian mendapat hak paten dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan HAM No 047045 tertanggal 7 Mei 2010.
Melalui “Wayang Kebangsaan” yang diciptakan Sumaryoto itulah lagu “Pancasila Rumah Kita” menjadi populer hingga sekarang ini, apalagi setelah pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
“Waktu itu Ibu Megawati meminta agar kata ‘Indonesia’ dalam lirik lagu tersebut diganti menjadi ‘Indonesiaku’ seperti sekarang ini, ketika diperdengarkan contoh rekaman lagunya," kenang Sumaryoto tentang lagu yang lirik lengkapnya sebagai berikut:
Pancasila rumah kita
Rumah untuk kita semua
Nilai dasar Indonesia
Rumah kita selamanya
Untuk semua puji namanya
Untuk semua cinta sesama
Untuk semua warna menyatu
Untuk semua bersambung rasa
Untuk semua saling membagi
Pada semua insan, sama dapat sama rasa
Oh Indonesiaku
Rekonsiliasi
Sumaryoto berharap, dengan makin populernya lagu “Pancasila Rumah Kita” tersebut, bangsa ini, termasuk para elite, akan lebih menghayati dan mengamalkan Pancasila, terutama sila ketiga “Persatuan Indonesia”, yang menyiratkan bahwa Pancasila adalah rumah kita bersama.
Pasca-Pilpres 2019 yang masih menyisakan gap antara pendukung calon presiden-wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-KH Maruf Amin, dan nomor urut 02, Prabowo-Subianto-Sandiaga Uno, Sumaryoto berharap gap itu tak ada lagi setelah Hari Lahir Pancasila diperingati. Rekonsiliasi pun terjadi.
“Apalagi pada Pilpres 2009 Ibu Magawati berpasangan dengan Pak Prabowo, yang sama-sama menggunakan lagu ‘Pancasila Rumah Kita’ sebagai sarana sosialisasi dan kampanyenya,” tandasnya.
Dihubungi terpisah, dalang Ki Bimo Sayekti membenarkan apa yang diceritakan Sumaryoto tersebut. “Benar itu, wong saya yang sering menjadi dalangnya,” ujar dia.