GMNI Berharap Haul Taufiq Kiemas Munculkan Tokoh Baru yang Jembatani Perbedaan di Masyarakat
Ahmad Basarah mengatakan mantan Ketua MPR itu sebagai sosok yang mampu menjembatani perbedaan di masyarakat dan menyatukannya
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ahmad Basarah, berharap acara peringatan haul almarhum Taufiq Kiemas dapat memunculkan tokoh baru seperti yang bersangkutan.
Ahmad Basarah mengatakan mantan Ketua MPR itu sebagai sosok yang mampu menjembatani perbedaan di masyarakat dan menyatukannya. Sehingga tokoh baru itu pun diharapkan dapat memiliki sifat seperti almarhum.
Baca: GMNI : Jokowi dan Prabowo Perlu Bersilaturahmi
"Hikmah peringatan haul pak Taufiq yang ke-6 ini adalah kita harapkan muncul tokoh-tokoh baru seperti HM Taufiq Kiemas yang dapat menjadi jembatan," ujar Basarah, dalam 'Peringatan 118 Tahun Lahirnya Bung Karno dan Peringatan Wafatnya 6 Tahun HM Taufiq Kiemas', di Gedung PA GMNI, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/6/2019).
"Dapat menyatukan seluruh perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat kita, perbedaan ideologi, perbedaan latar belakang agama, perbedaan parpol atau perbedaan pandangan dan sebagainya," imbuhnya.
Politikus PDI Perjuangan itu juga menilai suami Megawati Soekarnoputri dan Soekarno merupakan tokoh yang gandrung akan nasionalisme.
Sehingga, hikmah halal bihalal yang digelar PA GMNI itu juga bertujuan merajut kembali persatuan nasional, seperti yang disuritauladankan kedua tokoh tersebut.
"Oleh karena itu hikmah halal bihalal kita ingin merajut kembali persatuan nasional sebagaimana yang penah disuritauladankan oleh para tokoh-tokoh bangsa Indonesia termasuk Bung Karno dan almarhum H Taufiq Kiemas," ucapnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR itu juga menyebut pemikiran Soekarno masih sangat relevan hingga saat ini.
Baca: Silaturahmi AHY ke Jokowi-Megawati dan Cuitan Andi Arief, Akankah Demokrat Berpaling ke Jokowi?
Hal itu dikarenakan yang bersangkutan adalah penggali Pancasila, dimana Pancasila disepakati sebagai titik temu pandangan-pandangan semua pihak dalam mengatasi prinsip2.
"Dan juga pemikiran nasionalismenya menjadi sangat penting dan relevan untuk kita rekontekstualisasikan dalam situasi kekinian. Saya kira mari kita belajar dari semangat api para pendahulu bangsa kita, jangan kita mengambil abu dari perjuangan para pendahulu bangsa kita," tukasnya.