Selalu Ingat Prinsip Jakob Oetama, 54 Tahun Harian Kompas Tekankan 'Akurasi dan Cover Both Side'
Dalam memberitakan suatu peristiwa, kata dia, Kompas harus bisa menyampaikan berita yang memiliki makna.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemimpin Redaksi Kompas Ninuk Mardiana Pambudy mengatakan dalam 'melahirkan suatu berita', pihaknya selalu menggunakan prinsip yang dipegang salah satu sang pendiri harian tersebut, Jakob Oetama.
Ia mengatakan bahwa selama ini Kompas selalu menyuguhkan berita berdasar informasi yang akurat dan objektif.
Prinsip cover both side menjadi poin penting dalam tiap pemberitaan yang terbit pada harian tersebut.
"Jadi pak Jakob selalu berprinsip yang akurasi kemudian cover both side," ujar Ninuk, di sela acara Syukuran HUT ke-54 Harian Kompas, di Gedung Kompas, Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2019).
Selain akurasi dan cover both side, prinsip lain yang selalu diingat Ninuk adalah 'jurnalisme makna'.
Dalam memberitakan suatu peristiwa, kata dia, Kompas harus bisa menyampaikan berita yang memiliki makna.
Sehingga para pembaca akan mengerti saat menerima informasi yang disuguhkan oleh Harian Kompas.
Baca: Harian Kompas 54 Tahun, Selalu Ingat Pesan Menghibur yang Papa dan Mengingatkan yang Papan
Hal itu yang kini terus dikembangkan, agar Kompas selalu dikenal sebagai media yang terpercaya.
"Jurnalisme makna, jadi memberi makna pada suatu peristiwa, menjelaskan duduk soal, apa sih makna suatu peristiwa, arahnya ke mana, nah itu yang terus dikembangkan," jelas Ninuk.
Ia menuturkan, saat ini Harian Kompas pun telah bertransformasi dengan menambahkan prinsip jurnalisme berbasis data.
"Dan kemudian kita kembangkan juga sekarang dengan data journalism, jadi jurnalisme berbasis data," kata Ninuk.
Menurutnya, jurnalisme saat ini memang harus dilampirkan data, agar pemberitaan yang disampaikan kepada khalayak menjadi semakin akurat dan terpercaya.
Tentunya data-data tersebut harus berasal dari sumber yang terpercaya.
"Kenapa berbasis data? supaya lebih akurat, presisi gitu, jadi misal data BPS, itu kan banyak sekali, atau data dari manapun lah data-data dari tempat yang resmi begitu, terus kemudian kita kulik dari data itu," tegas Ninuk.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.