Musim Panas Di Saudi Arabia, Petugas Layanan Transportasi Haji Harus Bermental Kuat
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan bahwa kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Penyelenggaraan haji 1440H/2019M bertepatan dengan musim panas. Suhu udara di Arab Saudi saat ini mencapai 42 derajat. Diperkirakan pada pelaksanaan haji bisa mencapai 50 derajat.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan bahwa kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi haji, utamanya layanan bus shalawat (bus pengantar jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram, pergi – pulang). Sebab, mereka harus bertugas di titik-titik pemberhentian bus yang tidak dilengkapi tempat berteduh, demi memberikan layanan kepada jemaah.
Berbeda dengan halte di Jakarta, tempat pemberhentian layanan transportasi di Makkah hanya berupa bendera Merah Putih. Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 56 halte dan tiga terminal bus shalawat di Makkah.
“Mental petugas layanan transportasi haji tahun ini harus lebih kuat. Cuaca yang sangat panas, serta jumlah jemaah yang bertambah, menjadi tantangan petugas untuk memberikan layanan terbaik. Apalagi, jumlah petugas sama dengan tahun lalu,” jelas Sri Ilham saat memberikan bimbingan teknis kepada para petugas layanan transportasi darat bagi jemaah haji selama di Arab Saudi, Rabu (26/06).
“Layanan bus shalawat akan diberikan kepada semua jemaah. Tahun sebelumnya, hanya 91% jemaah,” tambahnya.
Sri Ilham menambahkan, layanan bus ini akan dilakukan selama 24 jam, sehingga jemaah tidak perlu khawatir akan tidak adanya bus. Hanya saja, untuk menghindari kepadatan, jemaah diimbau untuk berangkat ke Masjidil Haram lebih awal satu sampai dua jam sebelum waktu shalat. “Begitu juga saat akan kembali ke hotel, diharapkan tidak bersamaan, tapi menunggu satu atau dua jam usai salat jemaah,” lanjutnya.
Selain shalawat, jemaah haji Indonesia selama di Arab Saudi juga mendapat layanan transportasi antar kota perhajian (Madinah – Makkah – Jeddah atau Jeddah – Makkah - Madinah) dan masyair (Arafah-Muszdalifah-Mina). Sebagaimana shalawat, layanan antarkota perhajian dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sedang layanan transportasi Masyair dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi.
“Sebagai panduan petugas dan jemaah, PPIH Arab Saudi telah menerbitkan Buku Saku Peta Layanan Transportasi Haji,” ujarnya.
Bimtek petugas layanan transportasi darat berlangsung di Cirebon selama tiga hari, 26 – 28 Juni 2019. Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta terdiri dari calon PPIH Arab Saudi bidang transportasi pada daerah kerja (daker) bandara, Madinah, dan Makkah, petugas angkutan shalawat, serta pegawai Ditjen PHU dan Kankemenag Cirebon.