Sutopo Meninggal Dunia, Berikut Sejumlah Fakta dan Kesaksian Penggali Kubur
Empat fakta prosesi pemakaman almarhum Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Keluarga (bapak dan ibu) syok, karena kehilangan seorang kebanggaan," aku dia.
Namun menurut dia, keluarga termasuk istri Retno Utami Yulianingsih dan anaknya Ivanka serta Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho berusaha menerima takdir dari Allah.
"Kami terima secara ikhlas," jelasnya.
4. Kesaksian penggali kubur
Penggalian tanah di tempat pemakaman umum (TPU) Sasonolayu, Kabupaten Boyolali hanya membutuhkan waktu singkat.
Makam itu akan digunakan untuk tempat peristirahatan terakhir Sutopo.
Baca: Kepala BNPB Sebut Sutopo Purwo Nugroho Sebagai ASN Berdedikasi Tinggi dan Tangguh
Di balik penggalian tanah di TPU Sasonoloyo, Jalan Perintis Kemerdekaan itu, ada seorang sosok penting bernama, Suwarto (56).
Pak Warto sapaan akrabnya yang menjadi Ketua Tim Penggali Kubur di TPU Sasonolayu itu, mengaku hanya membutuhkan waktu singkat untuk menggali tanah selebar 1,5x2,5 meter dengan kedalaman 1,5 meter lebih.
"Biasanya 4 jam lebih, bahkan ada yang seharian," ungkapnya kepada TribunSolo.com.
"Makam Pak Sutopo mudah digali hanya 2 jam lebih," aku dia membeberkan.
Pria yang sudah 15 tahun menjadi penggali kubur itu menerangkan, tanah di TPU Sasonolayu yang tidak jauh dari rumah duka di Jalan Jambu RT 7, RW 9, Kampung Surodadi, Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten Boyolali, mempunyai tekstur tanah keras.
"Bentuknya padas, banyak batu besar saat menggali, tapi makam Pak Sutopo hanya kerikil kecil, Alhamdulillah cepat," terang dia.
Hal senada juga dijelaskan Suparno.
Pria 71 tahun yang ikut menggali tanah peristirahatan terakhir untuk Sutopo itu menuturkan, penggalian tanah sangat mudah.