Banyak Napi di Lapas dan Rutan Jadi Homoseksual dan Lesbian, Kakanwil Jabar Ungkap Penyebabnya
Informasi mengejutkan diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, Liberti Sitinjak.
Editor: Hasanudin Aco
Namanya tertera di seragam yang ia kenakan. Namun ia tidak berkenan Tribun memublikasikannya.
Perilaku menyimpang itu, ujarnya, ia pergoki terjadi di kamar tahanan pada siang hari.
"Saat saya kontrol, saya lihat dua napi berduaan di kamar, di pojokan dekat toilet. Perbuatannya, intinya tidak normal. Saya enggak sengaja melihat dan saya langsung tegur karena saya harus menjalankan fungsi pembinaan. Salah jika saya biarkan," ujarnya.
Di tempatnya bertugas, kata petugas itu, satu kamar tahanan disertai WC dengan penyekat tembok setinggi leher sehingga ia masih bisa melihat perbuatan tidak normal dua laki-laki di toilet kamar itu.
"Kalau siang, kan, napinya keluar kamar, beraktivitas di luar kamar. Nah, ini ada dua laki-laki di kamar saat siang," ujarnya.
Tidak hanya napi laki-laki, perilaku seks menyimpang juga terjadi pada napi perempuan.
Ini diungkapkan seorang petugas lapas lainnya.
"Kejadiannya kurang lebih sama, tepergok saat siang hari di kamar, perempuan dan perempuan dalam posisi tidur, tapi tidak normal," ujar petugas lapas wanita yang bertugas di luar Kota Bandung itu.
Ia juga mengatakan, saat itu langsung menegur kedua napi tersebut.
"Saat itu keduanya bilang enggak ngapa-ngapain. Tapi, kan, posisi mereka dalam kondisi tidak normal. Setelah saya cek ke rekan-rekannya, memang begitu," ujar dia.
Y (40), mantan narapidana yang sempat dipenjara selama 1 tahun karena kepemilikan ganja, mengatakan, orientasi seks menyimpang di kalangan narapidana sudah menjadi rahasia umum.
"Kalau ada narapidana baru masuk, berparas menarik, kulit putih, awal-awal masuk pasti dikerjain dulu macam-macam sama narapidana senior. Kalau si penghuni barunya tidak melawan, ya habis dikerjain macam-macam, termasuk soal urusan seks. Kalau saya, alhamdulillah, tidak pernah. Saya bersyukur bisa melewati pidana tanpa ada hal-hal buruk menimpa saya," ujarnya.
Ia juga mengaku pernah memiliki teman sesama narapidana laki-laki yang punya sifat keperempuanan. "Pengalaman saya dulu, kami tahu kalau dia bisa 'dipakai'," ujarnya.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum HAM Jabar, Abdul Aris, mengatakan, belum pernah melakukan pendataan berapa jumlah napi dan tahanan yang orientasi seksualnya berubah saat menjalani hukuman.