BMKG Akan Edukasi Masyarakat di Pantai Selatan Jawa soal Peringatan Dini Tsunami
Ia mengatakan, saat ini bahkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang peringatan dini potensi tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ikut ambil bagian dalam Ekspedisi Destana Tsunami 2019 yang akan menyusuri lima ratusan desa di Pantai Selatan Jawa pada 11 Juli 2019 sampai 16 Agustus 2019.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, dalam kegiatan tersebut pihaknya akan memberikan pemahaman tentang produk peringatan dini Tsunami BMKG.
Ia mengatakan, saat ini bahkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang peringatan dini potensi tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG.
Rahmat mencontohkan, saat BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara pada Minggu (7/7/2019) lalu, masih banyak warga yang belum memahaminya
Hal itu disampaikannya saat konferensi pers Ekspedisi Destana Tsunami 2019 di Graha BNPB Jakarta Timur pada Rabu (10/7/2019).
"Seperti diketahui kalau kami memberikan warning sebenarnya ada tiga level warning yang kami keluarkan. Beberapa waktu lalu kamu keluarkan untuk wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara juga manadainya dengan level waspada. Sebetulnya potensi tsunami itu hanya sampai ketinggian 50 cm dan ini kebanyakan belum dipahami oleh masyarakat. Padahal arahan yang kami sampaikan itu adalah untuk menjauh ke pantai kalau levelnya waspada. Kecuali kalau awas itu tandanya harus evakuasi secara menyeluruh. Ini yang belum dipahami oleh masyarakat sekitar pantai," kata Rahmat.
Baca: Gempa Terkini: Gempa M 4,7 Guncang Wilayah Bengkulu Pagi Ini, Tidak Berpotensi Tsunami
Selain itu, ia mengatakan timnya juga akan memberikan penjelasan mengenai riwayat tsunami di sejumlah wilayah di Pantai Selatan dan pemodelan potensi tsunmai.
"Kami juga akan mmeberikan penjelasan bahwa untuk di wilayah Jatim, Jateng, DIY, Jabar, Banten semuanya itu memang ada catatan sejarah tsunami yang pernah terjadi. Kami tentunya juga akan memberikan pemodelan potensi bilamana ada tsunami walaupun hal ini belum tentu terjadi. Misalnya di Jatim ada tsunamki kemungkinan waktu tibanya ke kabupatennya itu berapa, kabupaten A, kabupaten B berapa menit, itu bisa digunakan sebagai langkah evakuasi. Kadang ada daerah tertentu ada tsunami datang lebih cepat dari warningnya," kata Rahmat.
Diberitakan sebelumnya, Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Ekspedisi Destana 2019) akan segera dimulai besok 11 Juli 2019, perjalanan akan dimulai dari Banyuwangi, Jawa Timur, meyusuri pantai selatan Jawa, menuju Jawa Tengah, Yogjakarta, kemudian ke Jawa Barat, Pangandaran, Garut dan nantinya akan berakhir di Banten pada 16 Agustus 2019.
Ekspedisi akan melibatkan berbagai pihak, secara nasional selain BNPB, juga didukung oleh Kementerian Desa, PUPR, BMKG, Kemensos, Kemendagri, di daerah akan melibatkan Bappeda, BPBD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, kemudian elemen masyarakat akan di wakili oleh LSM, relawan, forum Lembaga usaha, pakar, peneliti, perguruan tinggi serta media.
Ekspedisi akan melibatkan lebih dari 200 orang peserta, peserta nantinya akan menyebar ke desa-desa, memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah, kemudian singgah dan tinggal beberapa hari di desa-desa, untuk membangun kesiap siagaan di tingkat desa, dengan berbagai kegiatan kreatif yang akan digelar di tiap desa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.