Bursa Kabinet Jokowi: Anak Mantan Kepala BIN, Zaken, Sekjen Nasdem: Bahaya, 3 Menteri Terlempar?
Inilah berita terkini bursa kabinet Jokowi. Mulai dari anak mantan Kepala BIN, kabinet zaken, Zaken, Sekjen Nasdem: Bahaya, 3 Menteri Terlempar?
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
Inilah berita terkini bursa kabinet Jokowi. Mulai dari anak mantan Kepala BIN, kabinet zaken, hingga sekjen NasDem sebut bahaya
TRIBUNNEWS.COM - Berita terkini bursa kabinet Jokowi maisih menjadi topik hangat.
Apalagi setelah Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin telah ditetapkan KPU sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024 setelah Pilpres 2019.
Sejumlah tokoh nasional dan partai politik sering dikaitkan dalam susunan kabinet Jokowi atau kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin 2019-2024.
Di antaranya yang menjadi fakta-fakta terbaru adalah isu anak mantan Kepala BIN Hendropriyono, kabinet zaken hingga Sekjen NasDem sebut bahaya.
Baca: VIDEO Aksi Heroik Tentara AS Loncat dan Hentikan Kapal Selam Bawa Kokain di Samudera Pasifik
Inilah fakta-fakta berita terkini yang dirangkum Tribunnews.com dalam bursa kabinet Jokowi:
1. Syarat menteri anak muda
Presiden Jokowi secara terbuka akan mencari anak-anak muda milenial yang akan masuk dalam kabinetnya untuk periode kedua pemerintahannya 2019-2024.
Meski begitu, Jokowi belum mau membocorkan dan meminta rakyat bersabar menunggu susunan kabinet diumumkan.
Pengamat Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino, anak muda tersebut harus berasal dari kalangan profesional.
Selain itu, merela yang dipilih tidak terafiliasi ke partai politik manapun meskipun banyak orang menyatakan bahwa orang partai pun banyak yang profesional.
"Tapi perlu diingat bahwa profesionalnya orang partai tidak akan benar-benar independen (baca: profesional) sebab lebih kurang arahan pimpinan partai akan mewarnai kebijakan yang dibuatnya," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Jumat (12/7/2019).
Hal ini berbeda dengan orang yang benar-benar profesional.
Karena mereka akan dapat lebih independen dibanding kaum profesional dari partai.
Karena itulah diperlukan anak muda dari kalangan profesional yang dipinang Jokowi untuk mengisi sejumlah kursi Menteri.
Lebih jauh dia menjelaskan, tidak dapat dipungkiri bahwa zaman sudah berubah dan perubahan tersebut harus dapat dijawab pikiran-pikiran brilian yang sesuai konteks zamannya.
Baca: Sembilan Kader PPP yang Dinilai Berpotensi Masuk Kabinet Jokowi
Bangsa ini tidak bisa menolak bagaimana anak-anak muda Indonesia mewarnai berbagai sektor.
"Saat ini pula lah yang dapat dijadikan momen pendelegasian ke para pemuda sekaligus menggeser estafet kepemimpinan di tingkat nasional," jelasnya.
Ada beberapa hal yang membuat para pemuda akan dapat mendampingi Jokowi.
Di antaranya passion para pemuda yang inovatif dan kreatif yang sama dengan jiwa Jokowi.
"Sehingga bisa melipatgandakan progresivitas kerja presiden Jokowi," jelasnya.
Selain itu, orang muda lebih gigih dalam bekerja tanpa pantang menyerah dan jauh dari mudah lelah.
Terakhir jejaring yang tidak hanya berskala nasional, tapi juga internasional.
2. Anak Mantan Kepala BIN
Mantan Ketua Umum PKPI AM Hendropriyono menanggapi santai pertanyaan wartawan perihal nama putranya, Diaz Hendropriyono masuk bursa calon menteri muda dalam kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Hendropriyono pun mengaku tak akan mendorong putranya, Diaz Henropriyono yang juga Ketua Umum PKPI untuk maju sebagai calon menteri muda.
"Itu kan anak saya, masa saya dorong-dorong anak saya," ucap Hendropriyono di gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Ia pun tak mau menyodorkan nama Diaz Hendropriyono kepada Jokowi untuk menduduki kursi Menteri.
"Diusulkan boleh saja, asal jangan saya," jelasnya yang juga Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Lebih lanjut, Hendropriyono pun tak mau berkomentar banyak perihal dukungannya untuk putranya itu.
"Ini nanti saya salah ngomong habis nih. Engga mau jawab," ucap Hendropriyono lalu tertawa.
3. Kabinet Zaken
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono berharap Presiden terpilih Joko Widodo membentuk kabinet Zaken pada periode kedua pemerintahannya.
"Presiden, saya harapkan bikin kabinet seperti zaken kabinet dari profesional," kata Hendropriyono di gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Kabinet zaken adalah suatu kabinet yang jajaran menterinya berasal dari kalangan ahli dan bukan representasi dari suatu partai politik.
Mantan ketua umum PKPI ini juga tak mempermasalah jika memilih menteri dari kalangan partai politik.
"Boleh dari partai politik tapi yang pilih kepala negara," ucapnya.
Ia mengungkapkan alasannya agar presiden Jokowi membentuk Kabinet Zaken karena ketika seseorang dipilih duduk sebagai menteri, kesetiannya ditumpahkan untuk urusan bangsa dan bukan lagi urusan partai politik.
"Saya kira tidak terlalu susah asal semuanya kalian punya keingingan dan kemauan politik," jelasnya.
Sebelumnya, muncul usul agar Presiden Jokowi membentuk kabinet Zaken pada pemerintahannya kedepan.
Usul itu disampaikan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif.
Syafii Maarif menilai, para ahli yang menjadi calon menteri boleh diusulkan oleh partai politik.
Syaratnya, kata Syafii, partai tak boleh mengusulkan hanya satu nama, tetapi beberapa nama yang kemudian dipilih oleh Jokowi.
"Jadi presiden lebih berdaulat. Kalau tidak, kabinet yang lalu ini menurut saya banyak bolongnya," ungkap Syafii Maarif.
Baca: Hendropriyono Dukung Jokowi Pilih Menteri Muda isi Kabinet
4. NasDem tak pernah ajukan nama calon menteri ke Jokowi
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate menilai soal nama-nama menteri yang bakal masuk ke kabinet Jokowi-Maruf Amin merupakan hak prerogratif presiden.
"Bagi Pak Jokowi itu bukan hal yang sulitlah untuk menyusun menteri, karena beliau sangat berpengalaman, sudah pernah menyusun kabinet, sudah menyelenggarakan pemerintahan. Kali ini kali kedua dengan instrumen-instrumen yang sudah dimilikinya dan pasti sudah lebih mudah," kata Johnny G Plate di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2019).
Nasdem sendiri, dikatakan Johnny G Plate, tak pernah mengajukan nama calon menteri kepada Presiden Jokowi.
Hal tersebut sekaligus membantah soal rumor bahwa Nasdem mengajukan 11 nama untuk masuk ke kabinet Jokowi-Maruf Amin.
"Namun kalau dari PKB ada banyak kadernya bahkan bisa 10 atau lebih, dari NasDem pun banyak profesionalnya, PDIP banyak juga, Golkar banyak, dan dari PPP juga banyak," ujarnya.
Dengan melimpahnya kader-kader partai koalisi Jokowi-Maruf Amin, Johnny G Plate meyakini Presiden Jokowi memiliki banyak pilihan.
"Lalu bagi Indonesia juga karena punya banyak kader-kader profesional dari partai politik itu banyak. Saya kira itu hal yang bagus," lanjutnya.
Hal terpenting bagi Nasdem kabinet Jokowi-Maruf Amin nanti harus bisa membantu presiden bekerja secara efektif, efesien, dan profuktif.
"Bagi kami, kalau kepercayaan itu diberikan, maka kader-kader Nasdem yang menjadi anggota kabinet akan melaksanakan tugasnya secara penuh waktu dan dibebaskan dari tugas-tugas di partai. Itu jadi komitmen kami untuk Pak Jokowi," katanya.
5. Sekjen NasDem: Bahaya
Sekretaris Jenderal NasDem Johnny G Plate mengingatkan berbahaya bagi sistem demokrasi bila semua partai masuk dalam kabinet.
Alasannya menurut Johnny G Plate akan terjadi oligarki kekuasaan.
Pernyataan Johhny G Plate tersebut menyinggung adanya wacana bergabungnya partai-partai pengusung Prabowo-Sandi masuk ke dalam koalisi pemerintah.
"Bahayanya kalau semuanya berada di dalam kabinet, maka itu bisa terjadi oligarki kekuasaan kabinet dan itu tidak baik untuk kabinet itu sendiri dan untuk negara untuk masyarakat," ujar Johnny G Plate di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Karena itu menurutnya, sudah sangat ideal bagi partai yang mengusung Pemenang Pilpres, masuk ke dalam kabinet, dan yang kalah berada di luar kabinet.
"Menjadi pemenang dari bagian dari kabinet adalah tugas yang mulia dan terhormat yang menjadi oposisi yang konstruktif juga adalah tugas yang mulia dan terhormat sama," katanya.
Apalagi menurut Johhny G Plate terdapat perbedaan pandangan dalam cara membangun bangsa dan negara dari kedua kubu dalam Pemilu Presiden.
Sehingga sangat sulit bila nantinya berada dalam satu pemerintahan.
"Visi dan misi itu berbeda secara diametral, rekam jejak, rekam digital nya itu masih tertera dengan jelas masyarakat mengetahuinya semua mengingat bagaimana para juru bicara yang selalu menghiasi ruang publik dengan semburan semburan post-truth dengan kritik dengan fitnah bahkan yang begitu tajam bagaimana kabinet nanti," katanya.
Baca: Hendropriyono Berharap Jokowi Bentuk Kabinet Zaken
6. Tiga menteri diprediksi terlempar
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio memprediksi tiga nama menteri yang selama ini terseret dalam pusaran kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi Korupsi (KPK) tidak akan diperpanjang untuk periode kedua.
Adapun tiga menteri yang terseret kasus di KPK yakni Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Menpora sebelumnya menjadi saksi di Sidang Tipikor dalam kasus dugaan suap dana hibah kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Sementara itu, Mendag pernah diperiksa KPK terkait kasus gratifikasi politisi Golkar Bowo Sidik Pangarso (BSP).
Kemudian, Menteri Agama juga sudah dipanggil KPK terkait jual beli jabatan di Kemenag yang menyeret Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy.
"Menteri-menteri yang akan diselesaikan pak Jokowi kan Menteri-menteri yang sedang terseret kasus di KPK. Yakni pak Enggar, Pak Lukman dan Pak Imam Nahrawi. Mungkin itu yang akan diselesaikan pertama dulu sama pak Jokowi," kata pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Jumat (12/7/2019).
Menurut dia, mengahapus nama tiga menteri tersebut penting bagi Jokowi untuk menjaga citra dirinya yang sudah dibangunnya di awal pemerintahan pada 2014 lalu.
Ketika menyusun kabinetnya saat itu, Jokowi meminta masukan dari KPK mengenai rekam jejak calon Menterinya.
"Nah ini kalau yang berurusan dengan KPK tidak diberesin, maka citra tidak bisa dimainkan lagi nanti di periode kedua," jelas Hendri Satrio.
Selain itu dia menilai juga partai politik akan melakukan pergantian kadernya yang akan duduk di Kabinet Kerja II.
"Beberapa partai politik juga akan mengganti kadernya. Ya gantian saja sebetulnya siapa yang keluar, siapa yang masuk. Misalnya PDIP sudah menyiapkan Budiman Sudjatmiko, Adian untuk masuk," jelasnya.
Selain itu kata dia, Jokowi ingin ada warisan (legacy) yang bisa dinikmati masyarakat dan generasi mendatang pada periode kedua pemerintahannya.
Karena itu Menteri-menteri yang tidak bisa memberikan legacy, kemungkinan tidak akan dipertahankan Jokowi.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Srihandriatmo Malau, Fransiskus Adhiyuda, Reza Deni, Taufik Ismail)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.