Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria Penyerang Sopir Bus Penyebab Kecelakaan Maut di Tol Cipali Mengidap Skizofrenia Paranoid

Mabes Polri menyampaikan update terbaru perihal kasus penyerangan terhadap sopir bus yang mengakibatkan kecelakaan maut di Tol Cipali.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pria Penyerang Sopir Bus Penyebab Kecelakaan Maut di Tol Cipali Mengidap Skizofrenia Paranoid
Tribun Jabar/Eki Yulianto
Bus yang kecelakaan di Tol Cipali KM 150+900, Senin (17/6/2019) dini hari. Kecelakaan itu menewaskan 12 orang. Tribun Jabar/Eki Yulianto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri menyampaikan update terbaru perihal kasus penyerangan terhadap sopir bus yang mengakibatkan kecelakaan maut di Tol Cipali.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pelaku A bin A (29) ternyata mengidap penyakit skizofrenia paranoid.

"Untuk tersangka atas nama A bin A ya, hasil kesimpulan dari pemeriksaan ahli bahwa terperiksa mengalami tanda dan gejala gangguan jiwa berat akut, atau psikotik akut dan sementara, akut dan sementara ya, dengan diagnosa banding skizofrenia paranoid, itu pertama," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2019).

Baca: Kapten Persib Sampaikan Pesan Perdamaian untuk Bobotoh dan The Jak Mania

Baca: Kekurangan Ruang, Siswa Belajar di Mushala

Selain itu, penyidik juga telah meminta sejumlah ahli memeriksa gangguan jiwa pelaku, guna mengetahui bagaimana kelanjutan proses hukumnya.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2019).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (9/7/2019). (Tribunnews.com/ Vincentius Jyestha)

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menyebut ahli telah menyatakan pelaku tidak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Alasannya, pelaku dinilai tidak tahu akibat dari perbuatannya saat berada dalam bus.

BERITA REKOMENDASI

"Terperiksa (pelaku) dinilai tidak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dinilai tidak dapat memahami nilai serta resiko perbuatannya, nah itu hasil kesimpulan dari pemeriksaan ahli," ucapnya.

Lebih lanjut, ia belum dapat memastikan apakah nantinya penyidik akan menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

Jenderal bintang satu itu mengatakan penyidik akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terkait kelanjutan kasus tersebut.

"Ya belum (dipastikan SP3), kan baru keluar ini (hasilnya). Nanti kan dikonsultasikan dulu dengan JPU," pungkas Dedi.

Sekedar informasi, kecelakaan beruntun terjadi antara bus Safari dengan mobil Mitsubishi Expander, Toyota Inova dan Mitsubishi Truk pengangkut ayam di ruas Tol cipali km 150.

Bus yang melaju dari arah Jakarta menuju Cirebon tiba-tiba menyeberang ke jalur berlawanan dan menabrak tiga kendaraan. Dari peristiwa kecelakaan itu 12 orang tewas dan puluhan lainnya diketahui luka-luka. Polisi kemudian menetapkan A sebagai tersangka.

Sosok Amsori

Sosok Amsori (29), pria yang disebut-sebut sebagai pemicu kecelakaan maut di KM 150+900 Tol Cipali kini menjadi sorotan.

Amsor yang saat kejadian menumpang bus PO Safari Lux Salatiga tiba-tiba menyerang sang sopir bus sehingga bus menyeberang ke jalur berlawanan, Senin (17/6/2019) dini hari.

Entah apa yang ada dibenak Amsar saat itu sehingga menyerang sang sopir dan berupaya merebut kemudi bus.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Sufahriadi mengatakan berdasar keterangan, aksi Amsor menyerang sopir bus dipicu setelah Amsor mendengar perbincangan telepon sopir dan kenek bus.

Baca: Ajakan Jokowi Pakai Baju Putih ke TPS, Kuasa Hukum 01 Cantumkan Surat Djoko Santoso dan Hanafi Rais

Baca: Kecelakaan Maut di Tol Cipali Dipicu Penumpang Serang Sopir Bus, Begini Kronologi Kejadiannya

Baca: Respons Bambang Widjojanto ‎Sikapi Pernyataan Faldo Maldini Sebut Prabowo Tidak Akan Menang di MK

Setelah mendengar percakapan itu, Amsor langsung menyerang sopir bus.

"Dari pengakuannya itu sopir dan kenek bus ingin membunuhnya," ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi kepada wartawan Tribun Jabar, Senin (17/6/2019).

Mobil Xpander yang hancur lebur setelah tabrakan di Tol Cipali 



Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kondisi Mobil Xpander yang Terlibat Kecelakaan di Tol Cipali, Hancur Lebur Semua Penumpang Tewas, https://jabar.tribunnews.com/2019/06/17/kondisi-mobil-xpander-yang-terlibat-kecelakaan-di-tol-cipali-hancur-lebur-semua-penumpang-tewas.

Editor: Ichsan
Mobil Xpander yang hancur lebur setelah tabrakan di Tol Cipali Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kondisi Mobil Xpander yang Terlibat Kecelakaan di Tol Cipali, Hancur Lebur Semua Penumpang Tewas, https://jabar.tribunnews.com/2019/06/17/kondisi-mobil-xpander-yang-terlibat-kecelakaan-di-tol-cipali-hancur-lebur-semua-penumpang-tewas. Editor: Ichsan (tribunjabar/eki yulianto)

Atas aksinya tersebut, Amsor kini menjadi tersangka dalam kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 12 orang tersebut.

Siapa sebenarnya sosok Amsor, Tribunnews.com mencoba merangkumnya berdasarkan keterangan keluarga dan teman-temannya.

Sosok baik dan murah senyum

Amsor diketahui berprofesi sebagai sekuriti di Gandaria Tower Jakarta.

Ia merupakan warga Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.

Menurut tetangga Amsor di Cirebon, Nurkhotimah (37), Amsor menjadi sosok pendiam setelah bekerja di Jakarta.

Amsor yang semula sering bergaul, tiba-tiba memilih berdiam diri di rumah saja bila pulang dari Jakarta.

Baca: KPU Menjawab : Dalil Tak Berkutat soal Hasil Pemilu Hingga Permintaan Perlindungan Saksi Berlebihan

"Kerja di Jakarta itu baru beberapa bulan, sebelumnya satpam di Cirebon, pindah-pindah kerjanya," ujar Nurkhotimah dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (18/6/2019).

Menurut dia, saat pulang ke Cirebon Amsor jarang terlihat keluar rumah.

Namun, teman-temannya masih sering berkumpul di rumahnya saat ia pulang.

"Orangnya baik, dari dulu sampai sekarang kalau ketemu pasti menyapa," kata Nurkhotimah.

Sosok setia kawan

Mukhlas (29), teman masa kecil Amsor mengaku kaget saat mendengar peristiwa kecelakaan maut di Tol Cipali.

"Saya kenal dia dari SD, kaget banget pas dengar kabar soal Amsor," kata Mukhlas (29), teman sekaligus tetangga Amsor kepada Tribun Jabar, Selasa (18/6/2019).

Ia yang sejak kecil sering bermain dengan Amsor mengaku sama sekali tak menyangka atas peristiwa yang menimpa sahabatnya.

Baca: Muddai Madang Makin Dapat Dukungan Dari Tokoh Olahraga Nasional

Baca: Begini Sensasi Jajal Honda Monkey 125 Versi 2019, Motor yang Lebih Mahal Dari Kawasaki Ninja 250SL

Bahkan, Mukhlas pun tak bisa tidur setelah melihat berita mengenai Amsor di YouTube.

"Baru bisa tidur pas menjelang Subuh, kepikiran Amsor terus soalnya," ujar Mukhlas.

Menurut dia, sejak kecil Amsor merupakan sosok yang setia kawan.

Ia dan Amsor selalu masuk sekolah yang sama dari SD hingga SMP.

Bahkan, Amsor yang telah masuk SMA pun sering mengajak Mukhlas bermain bersama meski ia tak melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.

"Saya enggak lanjut SMA, tapi tetap sehari-hari main bareng teman-teman SMA Amsor" kata Mukhlas.

Merasa diikuti sesuatu

Ketua RT 1/RW 2 Kelurahan Watubelah, Rusbandi, mengaku telah mendengar kabar warganya yang menjadi tersangka dalam kasus kecelakaan maut di Tol Cipali.

"Tadi malam adiknya, Emah, ke rumah minta surat pengantar untuk klaim asuransi Jasa Marga," ujar Rusbandi saat ditemui di kediamannya, Selasa (18/6/2019).

Ia mengatakan, kala itu Emah sempat bercerita mengenai peristiwa yang menimpa kakaknya.

Amsor diketahui sudah bekerja sebagai petugas keamanan di Gandaria Tower Jakarta sejak 6 bulan lalu.

Baca: Hubungannya dengan Nikita Willy Kandas, Diego Michiels Siap Nikahi Gadis Samarinda

Menurut dia, Amsor merasa tidak tenang karena ada rekan kerjanya yang tidak menyukainya.

Bahkan, Amsor menaiki bus tersebut karena ingin pulang kampung kembali ke keluarganya.

"Kata adiknya itu Amsor seperti ada yang mengikuti, dibayang-bayangi sesuatu," ujar Rusbandi.

Ia mengatakan, perasaan tersebut dirasakan Amsor sejak berangkat menuju Cirebon.

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi (kanan) didampingi Kapolres Majalengka, AKBP Mariyono (kiri) saat menyampaikan keterangan mengenai kecelakaan maut Tol Cipali KM 150 di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (17/6/2019) siang. TRIBUN JABAR/AHMAD IMAM BAEHAQI
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi (kanan) didampingi Kapolres Majalengka, AKBP Mariyono (kiri) saat menyampaikan keterangan mengenai kecelakaan maut Tol Cipali KM 150 di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (17/6/2019) siang. TRIBUN JABAR/AHMAD IMAM BAEHAQI (TRIBUN JABAR/AHMAD IMAM BAEHAQI)

Bahkan, Amsor merasa seperti ingin dibunuh sehingga merasa was-was dan ketakutan.

Saat perjalanan itu, Amsor mendengar kenek dan sopir bus terlibat percakapan telepon.

"Di obrolan itu, Amsor mendengar sopir dan kenek bus terlibat rencana pembunuhannya," kata Rusbandi.

Karenanya, Amsor pun nekat menyerang sopir bus dan mencoba mengambil alih kemudi.

Nahas, bus yang melaju dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah itu oleng dan menyeberang jalur sebelahnya hingga menabrak kendaraan lainnya.

Negatif narkoba

Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudy Sufahriadi, mengatakan, pihaknya telah melakukan tes urine terhadap Amsor.

"Tes urine itu hasilnya negatif," ujar Rudy Sufahriadi saat ditemui di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (17/6/2019) siang.

Ia mengatakan, motif penyerangan Amsor terhadap sopir bus juga masih didalami.

Namun, berdasarkan pemeriksaan awal Amsor merasa terancam karena akan dibunuh oleh sopir dan kenek bus berpelat nomor H 1469 CB itu.

Menurut Rudy, hal itu diketahui Amsor dari perbincangan telepon kenek dan sopir bus tersebut.

"Kami juga akan melakukan tes terhadap kondisi kejiwaan yang bersangkutan," kata Rudy Sufahriadi.

Dijerat pasal pembunuhan

Polisi menetapkan Amsor sebagai tersangka kasus pembunuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 338 KUH Pidana.

"Sudah‎ ditetapkan tersangka atas dugaan tersangka merebut kendali hingga menyebabkan kematian. Kami terapkan pasal 338 juncto Pasal 359 KUH Pidana tentang menyebabkan orang meninggal," ujar Kapolres Majalengka AKBP Mariyono via ponselnya, Selasa (18/6/2019).

Hingga saat ini Amsor masih menjalani perawatan intensif.

Baca: Kerusakan Otak Akibat Kecanduan Minum Alkohol

"Amsor masih dirawat, yang bersangkutan belum diperiksa. Diperiksa psikiater saja muntah. Untuk kepentingan pemeriksaan, rencananya mau kami pindah ke Majalengka," ujar Mariyono.

Dari 12 orang yang meninggal, dua orang diantaranya sopir bus dan kondekturnya.

Polisi menjadikan W sebagai saksi kunci dalam kasus itu karena melihat perbuatan Amsor menyerang sopir dan kondektur.

"Ada saksi kunci yang duduk persis di belakang sopir. Kondisinya sekarang masih sehat. Dia melihat langsung Amsor berusaha merebut kendala mobil. Saat itu, sopir juga sedang main ponsel," ujar Mariyono.

Kronologi kejadian

Penyebab kecelakaan lalu lintas di KM 150+900 Tol Cipali, Senin (17/6/2019) dini hari dipicu seorang penumpang yang menyerang sopir bus bernomor polisi H 1469 CB.

Kepolisian hingga saat ini masih berupaya mengumpulkan keterangan saksi terkait kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 12 orang tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun tribunnews.com, peristiwa bermula ketika bus sedang melaju dari arah Jakarta menuju Cirebon.

Tiba-tiba seorang penumpang bernama Amsor (29) menyerang sopir bus.

Baca: Aktivitas Agung Hercules di Luar Rumah Sakit, Ternyata Tetap Kerja Meski Idap Kanker Otak

Baca: Jelang Sidang Kedua Sengketa Pilpres 2019 Selasa Besok, Kesiapan KPU hingga Pro Kontra Jumlah Saksi

Baca: Kivlan Zen Akui Menerima Uang dari Habil Marati Tapi Bukan untuk Membunuh 4 Tokoh

Baca: Kronologi Setya Novanto Bisa Berada di Toko Bangunan: Pakai Kursi Roda Saat Tinggalkan Ruang Rawat

Penumpang yang diketahui bekerja sebagai sekuriti Gandaria Tower Jakarta tersebut kepada polisi mengaku dirinya menyerang sang sopir karena sopir dan kenek bus ingin membunuhnya.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Sufahriadi mengatakan niat tersebut diketahui Amsor setelah mendengar perbincangan telepon sopir dan kenek bus.

Bus PO Safari yang kecelakaan di Tol Cipali KM 150+900, Senin (17/6/2019) dini hari. Kecelakaan itu menewaskan 12 orang. Tribun Jabar/Eki Yulianto
Bus PO Safari Lux Salatiga yang kecelakaan di Tol Cipali KM 150+900, Senin (17/6/2019) dini hari. Kecelakaan itu menewaskan 12 orang. Tribun Jabar/Eki Yulianto (Tribun Jabar/Eki Yulianto)

Setelah mendengar percakapan itu, Amsor langsung menyerang sopir bus.

"Dari pengakuannya itu sopir dan kenek bus ingin membunuhnya," ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi kepada wartawan Tribun Jabar.

Saat menyerang sang sopir, Amsor mengaku berupaya mengambil alih kemudi bus.

Sopir pun tak tinggal diam, ujungnya sopir dan Amsor pun berebut kemudi.

Akibat aksi Amsor tersebut bus pun hilang kendali.

Baca: Dalam Tuntutan, Steve Emmanuel Disebut Tak Terbukti Sebagai Pengedar Narkoba

Baca: Tak Lagi Bersama Sabyan Gambus, Anisa Rahman Keluarkan Single Kekasih Hati, Simak Video Klipnya

Baca: Deretan Pengakuan dan Kondisi Penyerang Sopir Bus Safari di Tol Cipali, Seorang Sekuriti & Diisolasi

Bus yang semula berada di jalur arah Cirebon menerobos median jalan dan memasuki jalur arah Jakarta.

Kemudian, bus itu menabrak mobil Innova bernopol B 168 DIL.

Mobil truk pengangkut ayam yang berada di belakang Innova berhasil menghindar sehingga tidak terjadi tabrakan.

Namun, di belakang truk pengangkut ayam bernomor polisi R 1436 ZA itu, ada mobil Expander yang sedang melaju dan tak bisa menghindar.

Akibatnya, mobil Expander bernopol B 8137 PI menabrak bus.

Enam orang penumpang mobil Expander meninggal dalam peristiwa nahas tersebut.

Tiga orang penumpang mobil Innova juga bernasib sama.

Selain itu, tiga penumpang bus juga menjadi korban tewas atas kejadian tersebut. (tribunjabar.co.id/ tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas