Rabu Gerhana Bulan, Umat Islam Diimbau Salat Khusuf, Begini Tata Caranya
Gerhana Bulan Sebagian akan terjadi pada Rabu (17/7/2019) dini hari. Berikut tata cara salat gerhana atau salat khusuf versi Kemenag.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Anita K Wardhani
Gerhana Bulan Sebagian akan terjadi pada Rabu (17/7/2019) dini hari. Berikut tata cara salat gerhana atau salat khusuf versi Kemenag.
TRIBUNNEWS.COM - Gerhana Bulan Sebagian akan melintas dan bisa dinikmati di wilayah Indonesia pada Rabu (17/7/2019) dini hari.
Ini adalah Gerhana Bulan Sebagian satu-satunya yang bisa disaksikan di Indonesia sepanjang tahun 2019.
Istimewanya, Gerhana Bulan Sebagian yang terjadi pada Rabu dini hari nanti dapat disaksikan dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.
Gerhana Bulan merupakan peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Dikutip dari siaran pers BMKG, Gerhana Bulan Sebagian akan dimulai pada pukul 03.01,3 WIB dengan puncaknya pada pukul 04.30,8 WIB.
Gerhana Bulan Sebagian baru berakhir pada pukul 06.00,1 WIB.
Dengan adanya fenomena alam ini, Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammadiyah Amin mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana atau Salat Khusuf.
Baca: Gerhana Bulan Akan Melalui Sebagian Langit Indonesia, Bisa Dilihat Rabu Dini Hari, Cek Waktunya
Baca: Makin Retak, Tak Pulang Salmafina Dilaporkan ke Polisi dan Imigrasi, Sunan Kalijaga Curigai Acara TV
Ditjen Bimas Islam telah menerbitkan seruan kepada para Kepala Kanwil Kemenag agar menginstruksikan Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Kepala Bidang Bimas Islam/Pembimbing Syariah.
Termasuk Kepala Kemenag Kabupaten/Kota dan Kepala KUA untuk bersama para ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan Sebagian di wilayahnya masing-masing.
"Pelaksanaan salat gerhana disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing," katanya, dikutip Tribunnews.com dari laman Kemenag.
"Kami juga mengimbau masyarakat memperbanyak zikir, istighfar, sedekah dan amal saleh lainnya, serta mendoakan keselamatan dan kemajuan bangsa," sambungnya.
Berikut tata cara Salat Gerhana dari Kemenag:
a. Berniat di dalam hati
b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa
c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
d. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya
e. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd"
f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama
g. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya
h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya
k. Salam
Setelah itu, imam akan menyampaikan khutbah kepada para jemaah.
Khotbah tersebut berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.
Ini yang Terjadi Saat Gerhana
Sementara itu, Gerhana Bulan merupakan satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Pada Gerhana Bulan Sebagian, Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari.
Sementara sebagian permukaan Bulan yang lain berada di daerah penumbra.
Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan Bulan.
Masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati Gerhana Bulan Sebagian walau tidak seluruh proses Gerhana Bulan Sebagian diamati.
Pasalnya, Bulan sudah terbenam dalam kondisi gerhana dan telah memasuki pagi hari.
Masih dari BMKG, untuk wilayah Indonesia barat, Gerhana Bulan Sebagian dimulai lewat tengah malam hingga saat Matahari terbit.
Sementara untuk wilayah Indonesia tengah dan timur, Gerhana Bulan Sebagian dimulai jelang fajar.
Berikut waktu kejadian Gerhana Bulan Sebagian Rabu dini hari, 17 Juli 2019:
Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB)
Gerhana Mulai (P1): 01.42,1
Gerhana Sebagian mulai (U1): 03.01,3
Puncak Gerhana (Puncak): 04.30,8
Gerhana Sebagian berakhir (U4): 06.00,1
Gerhana berakhir (P4): 07.19,5
Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA)
Gerhana Mulai (P1): 02.42,1
Gerhana Sebagian mulai (U1): 04.01,3
Puncak Gerhana (Puncak): 05.30,8
Gerhana Sebagian berakhir (U4): 07.00,1
Gerhana berakhir (P4): 08.19,5
Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)
Gerhana Mulai (P1): 03.42,1
Gerhana Sebagian mulai (U1): 05.01,3
Puncak Gerhana (Puncak): 06.30,8
Gerhana Sebagian berakhir (U4): 08.00,1
Gerhana berakhir (P4): 09.19,5
Dengan demikian, durasi Gerhana Bulan Sebagian dari fase Gerhana mulai (P1) ke Gerhana berakhir (P4) adalah 5 jam 37,4 menit.
Sementara dari fase Gerhana Sebagian mulai (U1) hingga Gerhana Sebagian berakhir (U4) berlangsung selama 2 jam 58,8 menit.
Sementara itu, berikut waktu Gerhana Bulan Sebagian Rabu yang dapat dilihat di Jakarta:
Gerhana Mulai (P1): 01.43
Gerhana Sebagian mulai (U1): 03.01
Puncak Gerhana (Puncak): 04.30
Gerhana Sebagian berakhir (U4): 05.59
Gerhana berakhir (P4): 07.17
Gerhana Bulan Sebagian pada 17 Juli besok, dapat diamati di bagian utara, tengah, dan tenggara Asia, serta Australia saat Bulan terbenam.
Keseluruhan proses gerhana dapat diamati dari bagian barat Asia, Samudera Hindia, sebagian besar Afrika, bagian timur Samudera Atlantik dan bagian tengah Eropa.
Proses gerhana pada saat Bulan terbit dapat diamati di sebagian kecil bagian barat laut Afrika, bagian barat Samudera Atlantik, dan Amerika Selatan.
Adapun pengamat di Samudera Pasifik, bagian utara Amerika, bagian timur Samudra Pasifik, dan sebagian kecil
bagian timur Asia tidak dapat mengamati keseluruhan proses gerhana ini.
Jadi, sudah siap untuk berburu fenomena langit nan menakjubkan pada Rabu dini hari nanti?
(Tribunnews.com/Sri Juliati)