Soal Koalisi, Tokoh Senior Demokrat Nilai Tak Bisa Semua Parpol Dukung Pemerintah
"Memang tidak ada oposisi di negara dengan sistem presidensil. Namun apalah namanya, pemerintah perlu dikontrol dan lembaga itu harus ada," kata Max
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Pernyataan Moeldoko
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Moeldoko melihat bisa saja ke depan partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf akan bertambah, dari saat ini sembilan partai politik.
Ia menjelaskan, sampai saat ini partai koalisi pendukung Jokowi terbangun cukup baik, sehingga ke depan bisa saja mengalami penambahan dukungan partai politik yang sebelumnya berada di luar.
"Bahkan koalisi itu bisa plus-plus, kan gitu. Jadi bukan hotel aja yang plus-plus. Ya bisa aja koalisi yang kemarin terbangun, lalu ada tambahan lagi, itu namanya plus-plus," tutur Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Mantan Panglima TNI itu menyebut politik itu dinamis dan semuanya mungkin saja terjadi. Namun, dirinya belum dapat memastikan ada berapa tambahan partai politik yang akan masuk.
"Plusnya berapa nanti kita lihat. Ada kalkulasi politik sendiri tapi bisa dihitung lah," papar Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu pun menyampaikan partai koalisi tidak ada yang permanen dan hal ini berdasarkan kajian di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
"Politik ya begitu, maksudnya tidak ada sesuatu yang permanen, semuanya sangat dinamis dan selalu mencari keseimbangan baru, rumus politik sudah seperti itu," pungkasnya.
Baca: Pemerintah Kembangkan Obor Pangan Lestari di 2.300 Titik
Baca: Kabar Ayah Kandung Nagita Slavina, Gideon Tengker, Potret Baru Panen Komentar, Lihat Wajah & Gayanya
Baca: Makin Mesra dengan Roger Danuarta, Tanda-tanda Segera Dinikahi?Cut Meyriska Malah Bilang Hoax
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.