Menristek Dikti Sudah Petakan Perguruan Tinggi yang Bakal Diisi Rektor Asing
"Sudah dipetakan. Mulai tahun depan kami jajaki 2-5 perguruan tinggi gunakan rektor asing, mulai 2020-2024," paparnya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemenristek Dikti terus mematangkan rencana penggunaan rektor asing di perguruan tinggi di Indonesia.
Setelah Presiden menyetujui wacana tersebut, Menristek Dikti Mohamad Nasir mengaku telah memetakan perguruan tinggi mana saja yang dijajaki menggunakan rektor asing.
Baca: Catatan Kritis Guru Besar UI Atas Rencana Datangkan Rektor dari Luar Negeri
Baca: Wacana Rektor Asing Pimpin Kampus Negeri: Fahri Hamzah dan Mardani Ali Sera Beda Pendapat
Baca: Guru Besar UI: Jangan Sampai Rektor dari Luar Negeri ke Indonesia Karena Tidak Laku di Negaranya
Hal itu untuk mendongkrak peringkat perguruan tinggi Indonesia semakin baik di mata dunia.
"Sudah dipetakan. Mulai tahun depan kami jajaki 2-5 perguruan tinggi gunakan rektor asing, mulai 2020-2024," paparnya saat ditemui di pengambilan sumpah dokter baru ke-227 periode III tahun 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Tembalang, Semarang, Kamis (1/8/2019).
Terkait nama-nama perguruan tinggi tersebut, Nasir belum dapat membocorkan. Karena masih dalam tahap pemetaan lebih lanjut.
Namun, ia tak menampik perguruan tinggi yang ditunjuk bisa dari perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH), perguruan tinggi negeri badan layanan umum (PTN-BLU), PTN Satker, PTN baru, bahkan perguruan tinggi swasta.
Menurutnya, yang paling siap dan memenuhi standar untuk bisa berpacu di rangking dunia lah yang ditunjuk.
"Intinya mereka yang siap, agar peringkat semakin baik," kata Nasir.
Terkait rektor dari luar negeri, menurut Nasir sudah ada beberapa profesor dari luar negeri yang mendaftar. Di antaranya profesor dari Korea, Amerika dan Inggris.
Khusus untuk profesor dari Korea, bahkan mereka yang sudah meminta.
"Ia mengaku pernah jadi rektor di universitas di Korea. Dulunya kampus biasa, sekarang jadi universitas besar berperingkat bagus."
"Sementara yang dari Amerika dan Inggris, menanyakan teknis penerapannya nanti seperti apa di Indonesia," ujar dia.
Namun pihaknya masih mendalami permintaan para profesor luar negeri tersebut. Menurut Nasir, mereka yang ditunjuk harus benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik.
Yaitu mendongkrak peringkat perguruan tinggi yang dipimpinnya jauh lebih baik.