Rencana Rekrut Dosen dan Rektor Asing, Menristekdikti: Selama Ini Syarat Jadi Rektor Terlalu Rendah
Peluang merekrut rektor asing karena kita harus memberi tantangan kepada rektor-rektor Indonesia karena selama ini syaratnya terlalu mudah.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir akan segera mengimplementasikan rencana perekrutan dosen dan rektor asing pada 2020 mendatang.
Ia mengatakan pihak Kemenristekdikti baru akan menerapkan perekrutan dosen dan rektor asing pada dua sampai lima perguruan tinggi, baik negeri atau swasta di Indonesia hingga tahun 2024.
Nasir menjelaskan masyarakat Indonesia, terutama akademisi tak perlu panik menghadapi rencana tersebut karena menurutnya kolaborasi dengan dosen dan rektor asing mampu meningkatkan persaingan serta mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Ia pun menjelaskan tak sembarangan dosen dan rektor asing yang akan direkrut dengan memperketat persyaratannya.
Berikut petikan wawancara Tribunnews.com dengan Muhammad Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2019).
Tribun: Kenapa kebijakan impor dosen dan rektor asing perlu dilakukan?
Perlu saya sampaikan kepada masyarakat Indonesia bahwa perekrutan dosen dan rektor asing bukan hal yang aneh, itu perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetisi dengan tujuan meningkatkan sumber daya manusia.
Kalau tidak ada kompetisi tersebut bisa jadi perguruan tinggi kita tak pernah menjadi perguruan tinggi tingkat dunia.
Kita harus melihatnya dalam sudut pandang positif untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kita, dan kebijakan ini sudah dilakukan di negara-negara lain yang memiliki perguruan tinggi kelas internasional.
Tribun: Bagaimana cara seleksi dosen atau rektor asing tersebut untuk meyakinkan masyarakat Indonesia?
Yang pertama adalah apakah yang bersangkutan mempunyai jaringan yang luas karena rektor sebagai manajer perguruan tinggi akan meningkatkan peringkat, lalu kita lihat rekam jejaknya dalam mengelola perguruan tinggi, apakah bisa membuat sebuah perguruan tinggi menjadi nomor satu.
Dan ketiga bagaimana rekam jejaknya dalam membuat inovasi supaya riset yang dihasilkan bisa menghasilkan pendapatan yang kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan riset yang lain.
Paling tidak tiga hal itu yang akan digunakan sebagai rujukan untuk menseleksi dosen serta rektor asing.