Kisah Petugas Mercusuar di Perbatasan Indonesia-Papua New Guinea
Aser Lanta (49) bertahun-tahun menjaga perbatasan Indonesia-Papua New Guinea di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw, Distrik Muara Tami.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Aser Lanta (49) bertahun-tahun menjaga perbatasan Indonesia-Papua New Guinea di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.
Saat ditemui, Aser tengah duduk di tapal batas antara Indonesia dan Papua. Aser mengenakan topi hitam, celana dan kaos hitam bertuliskan "Skouw Place of Coconut & Areca Nut".
"Saya warga asli Skouw," kata Aser di PLBN Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Senin (6/8/2019).
Aser bercerita dinamai Distrik Muara Tami karena dilalui oleh sungai Tami.
Skouw merupakan surganya pecinta kelapa. Karena di wilayah ini, dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa.
Baca: Pemprov Papua Nunggak Rp 240 Juta, 30 Mahasiswa di Denpasar Terancam Terusir dari Asrama
Pantai di Skouw Sae yang putih sangat harmonis dengan garis-garis pohon kelapa dengan daun yang melambai-lambai.
"Di Skouw merupakan penghasil kelapa dan pinang," tutur Aser.
Pria yang memiliki lima anak ini sudah bertugas selama tujuh tahun menjaga perbatasan sebagai Petugas Navigasi Mercusuar Oinake.
Selama itu pula, berbagai peristiwa sudah dilalui.
"Menara suar ini, berada di titik nol," kata Aser.
Mercusuar dibangun tahun 1994 dengan tinggi 40 meter, dibagi delapan lantai.
Ada 144 anak tangga menuju puncak. Mercusuar dengan konstruksi beton bertulang.
Mercusuar ini, berfungsi sebagai pemantau laut dan sebagai garis batas. Aser mengatakan, Skouw memang berbatasan dengan Samudra Pasifik, terutama yang terletak di antara Asia dan Australia.
Tugas Aser menjadi penting lantaran Mercusuar Oinake dengan sumber cahaya di puncaknya membantu navigasi puluhan kapal laut yang berlayar di sekitar.
Mercusuar biasanya digunakan untuk menandai daerah-daerah yang berbahaya, misalnya karang dan daerah laut yang dangkal.
"Kalau di sini untuk menghindari kapal-kapal bertabrakan dengan gunung," tutur Aser.
Aser mengajak Tribun Network untuk naik ke puncak.
Menaiki ratusan anak tangga yang dibangun dari besi. Setiap satu langkah yang diinjak, terdengar suara yang bergema. Disebabkan bangunan Mercusuar Oinake yang berbentuk corong.
Di puncak mercusuar, terlihat Samudera Pasifik dari utara. Angin berhembus kencang. Zona netral antara kedua negara, Indonesia-Papua New Guinea berada tepat di bawah.
Sementara di arah selatan, yakni di seberang PLBN Skouw, terdapat bukit rimbun. Kabut tipis menyelubungi sebagian lereng.
"2014 lalu ada tembakan dari bukit itu. Dan mengenai kaca di Mercusuar Oinake ini," cerita Aser.
Aser menunjukan pecahan kaca mercusuar yang terkena tembakan.
Saat itu terjadi baku tembak antara aparat Indonesia dan kelompok Organisasi Papua Merdeka pada 5 April 2014. Aser dievakuasi oleh aparat keamanan ke kantor pusat perbatasan.
"Sejak saat itu, tidak ada lagi peristiwa yang mengejutkan. Saya berharap kondisi keamanan dan ketertiban nasional tidak terganggu lagi. Tetap aman dan tentram," imbuh Aser.
Aser berharap tidak ada lagi perseteruan di tapal batas antara Indonesia dan Papua New Guinea.
Sehingga, semua bisa beraktivitas normal. Bahkan, PLBN Skouw bisa dijadikan tempat untuk berwisata.