Dituding Terpapar HTI, Begini Ketatnya Uji Mental Ideologi yang Dijalani Enzo Zenz Allie
Mayjen TNI Sisriadi menjelaskan ketatnya tahapan proses seleksi yang sudah dilalui Enzo sehingga dinyatakan lolos sebagai Taruna Akmil.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Fajar Anjungroso
Namun, jika sudah dinyatakan lolos seperti Enzo maka artinya setiap Taruna telah memenuhi semua persyaratan.
"Kalau sudah dinyatakan lolos seperti Enzo, maka sudah memenuhi persyaratan. Sekarang dia sudah belajar dan berlatih di Magelang. Sudah diisolasi, tidak bisa berhubungan dengan siapapun kecuali dengan pelatihnya," kata Sisriadi.
Sisriadi menegaskan, bahwa di selama proses pendidikan dan latihan seluruh Taruna akan tetap diberikan materi mengenai ideologi Pancasila.
Namun, menurutnya yang belum banyak diketahui masyarakat adalah para Taruna tersebut akan menjalani tes mengenai mental ideologi yang sama untuk menguji ideologi mereka.
"Tentu ada. Tapi selain itu, ada informasi lain yang tidak banyak diketahui masyarakat. Kami juga punya prosedur. Jadi selama dia dididik sampai lulus atau menjelang lulus itu masih kita dalami juga. Orang-orang yang ideologinya non Pancasila pasti ketahuan. Karena setiap tahun ada tes yang sama," kata Sisriadi.
Selain itu, pihak TNI juga akan melakukan pendalaman mengenai ideologi tersebut melalui Babinsa, Koramil, BAIS TNI terhadap keluarga Taruna.
"Di luar juga tetap dilakukan pendalaman oleh Babinsa, Koramil, BAIS. Terhadap orang tuanya, Bapaknya, Ibunya kau masih ada. Kakaknya, Adiknya, Pamannya. Pendalaman itu sampai empat tahun," kata Sisriadi.
Sisriadi menegaskan, meski telah lolos seleksi Taruna Akmil dan menjalani pendidikan dan latihan, namun hal itu tidak menjamin bahwa Taruna tersebut tidak akan dikeluarkan dari Akademi terlebih jika dalam proses tersebut ideologi mereka berubah atau bukan Pancasila.
"Dulu teman saya juga ada yang dikeluarkan di tingkat empat karena ideologi. Walaupun ketahuannya sudah tingkat empat, negara sudah membiayai banyak, tidak masalah dikeluarkan. Yang penting tidak ada yang non Pancasilais," tegas Sisriadi.
Untuk itu, ia menilai terkait dengan Enzo, pihaknya tidak terburu-buru mengambil sikap.
"Dalam hal ini, kita tidak boleh buru-buru. Kenapa? Bisa jadi dia Pancasilais, terus ada yang menyebar isu. Kalau dia tidak radikal tapi banyak yang iri bisa saja kan. Kita harus hati-hati. Kita menggunakan intelijen manusia, intelijen teknologi kita gunakan. Intinya kami tidak buru-buru menjudge dia," kata Sisriadi.
Ia pun menegaskan, jika nantinya Enzo atau Taruna lainnya terbukti secara kuat memiliki ideologi selain Pancasila maka pihaknya tidak ragu untuk mengeluarkan.
Sebaliknya, jika memang tidak terbukti maka Enzo akan tetap melanjutkan proses belajarnya di Akademi Militer.
"Kalau dia betul radikal, pasti dikeluarkan. Tapi kita harus punya bukti kuat sekali. Itu semua berlaku tidak hanya untuk Enzo, tapi kepada seluruh taruna yang sedang belajar sekarang. Kita tetap mendalami. Kalau terbukti radikal kita keluarkan, kalau tidak terbukti dia lanjut," kata Sisriadi.