Rizal Ramli: Menyerang Indonesia Gampang Sekali, Matiin Saja Listriknya
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli berpendapat, sistem kelistrikan yang lemah dapat menganggu sistem keamanan nasional.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli berpendapat, sistem kelistrikan yang lemah dapat menganggu sistem keamanan nasional.
Ia menyoroti pemadaman listrik serentak yang terjadi berjam-jam pada Minggu (4/8/2019).
Akibatnya, listrik di sebagian Pulau Jawa lumpuh. Aktivitas masyarakat terhambat dan aktivitas bisnis terganggu.
“Buat menyerang Indonesia gampang sekali, matiin saja listriknya,” ujar Rizal dalam program Sapa Indonesia Malam yang ditayangkan KompasTV, Senin (5/8/2019) malam.
“Kelihatan lemah sekali, diserang satu sisi saja semuanya kena,” ucap dia.
Baca: Robert Rene Alberts Beberkan Pemain yang Dibidik Persib Bandung di Bursa Transfer Putaran Kedua
Baca: Pohon Disinyalir Penyebab Mati Listrik di Sebagian Jawa, Jusuf Kalla: Mestinya Sekian Meter Dibabat
Rizal pun mengeluhkan ruang geraknya yang jadi terbatas selama listrik padam.
Ia tak bisa mengambil uang di ATM karena tidak ada elektrifikasi.
Ia juga tak bisa menggunakan kartu debit maupun kartu kredit untuk bertransaksi.
Sinyal ponselnya juga mengalami gangguan. Hal-hal serupa dirasakan masyarakat lainnya yang terdampak pemadaman listrik.
“Ini menunjukkan sistem ketahanan kita lemah sekali karena semua saling tergantung. Listrik mati bikin ATM enggak bisa jalan, kartu kredit tidak bisa, bank tidak bisa,” kata Rizal.
Menurut dia, semestinya sistem tersebut dibuat terpisah sehingga tidak tergantung pada pasokan listrik, misalnya, agar komunikasi tak terganggu akibat listrik padam, harus dibuat BTS bertenaga solar.
Begitu pula fasilitas publik lainnya yang dinilainya harus punya daya cadangan. Ia menganggap, selama ini PLN tidak memiliki rencana kontigensi yang baik.
“Kalau satu down, harusnya ada backup-nya, step selanjutnya apa. Ini kelihatan kaget, tidak ada respon yang sistematis untuk penyelesaian masalah ini,” kata Rizal.
Listrik di sejumlah wilayah di Jawa dan Bali mati total selama sekitar 7 jam pada hari Minggu (4/8/2019).
PLN menyebut, ada gangguan sisi transmisi di Ungaran dan Pemalang 50 kV.
Gangguan juga terjadi pada transmisi SUTET 500 kV. Sebagian wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek sudah pulih pada Minggu malam.
Namun, pada Senin (5/9/2019), terjadi pemadaman bergilir di beberapa wilayah karena beberapa jaringan masih mengalami perbaikan.
PLN Investigasi
Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi peristiwa blackout (mati total) di Jawa dan Bali pada Minggu, (4/8/2019).
Hasil investigasi nantinya akan dilaporkan ke Komisi VII DPR RI.
"Kami memohon waktu untuk melakukan langkah assement atau investigasi dan kami sepakat untuk melaporkan hasil-hasil investigasi ini secara berkala kepada komisi VII," kata Sripeni usai rapat tertutup dengan Komisi VII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (6/8/2019).
Dalam melakukan investigasi tersebut, pihaknya kata Sripeni akan melibatkan pihak luar.
Pakar yang dilibatkan termuta para pakar dan akademisi di bidang kelistrikan dan transmisi.
"Tentunya pakar ini kan berarti dari luar yang mengerti tentang kesisteman kelistrikan, apakah dari perguruan tinggi dan sebagai macam supaya ini fair. Kami ingin adanya narasumber dari luar," katanya.
Sripeni mengatakan lamanya investigasi belum bisa diketahui.
Pasalnya, investigasi akan dilakukan secara komprehensif agar kejadian serupa tidak terulang.
Investigasi yang dilakukan tidak hanya untuk mencari penyebab Blackout saja, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas jaringan serta transmisi kelistrikan.
"Karena kita tidak bisa berhenti sampai penyebab (Blackout) saja. kita juga akan berbicara bagaimana improvement sistem kelistrikan di Jawa-Bali ini bagaimana. kita akan melibatkan pakar pakar ahli di kesisteman kelistrikan," pungkansya.
Bukan penyebab tunggal
Investigasi tersebut menurut Sripeni, bersifat komprehensif.
"Karena sistem Jawa-Bali itu sangat kompleks. Yang perlu dipahami bahwa ada 250 pembangkit, kemudian 500 gardu induk, 5.000 km sirkuit transmisi 500 Kv, 7.000 km sirkuit transmisi 100Kv," kata Sripeni.
Investigasi dilakukan karena Sripeni melihat penyebab padamnya listrik pada Minggu (4/8/2019) kemarin bukan dipicu oleh faktor tunggal.
"Penyebabnya tidak tunggal, jadi saya mohon sampai saat ini belum bisa menyampaikan apa sebenarnya karena ini sangat kompleks," lanjutnya.
Karena kekompleksan tersebut, PLN bakal menggandeng pakar-pakar yang memahami soal tenaga kelistrikan.
"Kita tidak bisa berhenti hanya sampai pada penyebab saja. Kami akan bicara bagaimana soal improvment di Jawa-Bali ini bagaimana. Maka itu kami akan melibatkan pakar-pakar," ujarnya.