Rachmawati Buka Suara Soal Siapa ''Penumpang Gelap'' di Pilpres 2019
Rachmawati Soekarnoputri memastikan bahwa pihaknya tetap waspada setelah dugaan adanya penumpang gelap di kubu Prabowo Subianto
Editor: Malvyandie Haryadi
Putusan ini, kata Dasco, bikin para penumpang gelap itu gigit jari.
"Itu di luar dugaan banyak orang, itu namanya penumpang gelap gigit jari," kata Dasco.
Langkah Prabowo berikutnya adalah memutuskan untuk bertemu presiden terpilih Joko Widodo.
Baca: Polisi Tangkap Pelaku Pembuangan Bayi di Pati, Ternyata Sang Nenek! Begini Pengakuannya
Baca: The 5th Indonesian Soft Tennis Championships 2019 Digelar di Lapangan Tenis Klub Kelapa Gading
Baca: Terkuak! Setya Novanto dan Sofyan Basir Bahas Proyek PLN di Rumah Setnov
Langkah ini, kata Dasco, juga membuat para penumpang gelap itu ngenes.
Posisi Gerindra Saat Ini
Rachmawati Soekarnoputri menampik Partai Gerindra merapat pada kubu koalisi.
Menurut dia, partai berlambang burung garuda ini tetap menjadi partai oposisi.
"Masih sampai saat ini (jadi oposisi)," ujar dia.
Dirinya berpandangan, lebih tepat rasanya Partai Gerindra menjadi opisisi sebagaimana sejak awal dilahirkan memiliki visi sebagai antitesa dari pemerintahan.
"Sebaiknya di luar sistem pemerintahan (oposisi) karena kita akan memperbaiki sistem. Dan saya selalu mengatakan sejak awal partai Gerindra itu sudah memposisikan diri sebagai antitesa dari pada sistem sekarang. Karena sistem yang sekarang ini adalah diametral (bertentangan) dengan UUD 1945," jelasnya.
Baca: Kondisi Kesehatan Ibunda SBY yang Masih Dirawat di Rumah Sakit hingga Senin Pagi
Baca: Gerindra: Jokowi Minta Prabowo Bantu Pemerintah
Ia mengatakan, jika pun hendak merapat, perlu pembahasan secara konfrehensif untuk memutuskan sikap politik Partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dalam periode pemerintahan kedua Joko Widodo.
"Belum, kalau kita secara perkenalan itu biasa. Dalam kita mengambil sikap politik juga harus dibahas dipikirkan secara komprehensif baik manfaat maupun nanti apakah merapat," kata anak ketiga Presiden pertama RI Soekarno ini.
Penjelasan Fadli Zon