Ditjen Pas Cetak Rekor MURI Tari Kolosal yang Diikuti Narapidana Jelang 17 Agustus
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), menggelar Tari Kolosal Indonesia Bekerja yang diikuti 200 ribu petugas Lembaga Pemasyarakatan
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), menggelar Tari Kolosal Indonesia Bekerja yang diikuti 200 ribu petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), warga binaan pemasyarakatan (WBP), dan masyarakat.
Museum Rekor Indonesi (MURI) mencatatnya sebagai rekor dunia pergelaran tari kolosal serempak di berbagai tempat.
“Ini salah satu bentuk ekspresi WBP dan petugas pemasyarakatan bahwa selama menjalani hukuman WBP tetap belajar dan berkarya,” ujar Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Sri Puguh Budi Utami, di Lapas Kelas I Tangerang, Banten, Kamis (15/8/2019).
Baca: Jokowi Tiba-tiba Kunjungi Gedung DPR RI, Sebut Ingin Lihat Podium
Baca: LSI: Posisi Ketua Umum Jadi Seksi Jika Digelar Sebelum Pelantikan Jokowi
Baca: Commuter Line Berlakukan Tarif Spesial Rp 1 Untuk Seluruh Tujuan pada 17 Agustus 2019
Baca: Polisi Tangkap Penjual Data Kependudukan
Di Tangerang, Tari Kolosal Indonesia Bekerja diikuti sekitar tujuh ratus orang, dan terkoneksi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan seluruh Indonesia melalui video conference.
Utami bersama beberapa pejabat Ditjen PAS, Kemenhumkan, dan lembaga negara lainnya, mengikuti di belakang sederet penari yang berada di bagian depan.
“Ini salah satu gambaran dedikasi Kemekumham, khususnya Pemasyarakatan dalam pembinaan WBP,” kata Utami.
Menurut Utami, Ditjen Pemasyarakatan yakin tari kolosal ini diikuti 200 ribu WBP, petugas Pemasyarakatan, dan masyarakat. Asumsinya, jumlah WBP di seluruh Indonesia sekitar 263 ribu.
“Ini memperlihatkan pembinaan di lembaga pemasyarakatan tidak hanya melibatkan petugas, tapi juga masyarakat,” ujarnya.
Ditjen PAS tidak menyewa koreografer professional untuk perhelatan ini, tapi mendayagunakan dua WBP berlatar-belakang seni tari, yaitu Kiki Yovita dan Fitri Meliani. Seperti Kiki, Fitiri Meliani adalah WBP Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta, dengan masa hukuman relatif tinggi.
Kiki pernah kulian seni tari di Univesitas Negeri Jakarta (UNJ). Fitri Meliani adalah produk salah satu sanggar tari di Jakarta.
Tari kolosal Indonesia Bekerja, Indonesia Jaya rampung dalam waktu beberapa hari.
Kiki dan Fitri, bersama petugas Pemasyarakatan, mendistribusikan karyanya ke seluruh UPT Pemasyarakatan di Indonesia untuk dipelajari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.