Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kabar Terkini Kabinet Jokowi-Maruf Amin, Ada 2 Kementerian Baru hingga Parpol Dijatah 45 Persen

Nama-nama menteri yang nantinya akan dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk masuk kabinetnya, masih menjadi teka-teki di kalangan publik.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
zoom-in Kabar Terkini Kabinet Jokowi-Maruf Amin, Ada 2 Kementerian Baru hingga Parpol Dijatah 45 Persen
Instagram Jokowi
Penampilan Jokowi saat hadir di Kongres V PDIP 

Nama-nama menteri yang nantinya akan dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk masuk kabinetnya, masih menjadi teka-teki di kalangan publik.

TRIBUNNEWS.COM - Dengan banyaknya teka-teki terkait nama-nama menteri yang nantinya akan masuk di jajaran kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin, membuat publik merasa penasaran.

Hal tersebut membuat banyaknya daftar nama-nama menteri di dalam kabinet Jokowi-Maruf beredar di grup-grup WhatsApp.

Nama-nama menteri yang nantinya masuk di dalam Kabinet Kerja Jilid II milik Jokowi itu, diklaim telah diputuskan oleh sang presiden.

Baca: Ada Kementerian yang Akan Digabung di Pemerintahan Baru Jokowi

Baca: Anaknya Dianggap Cocok Jadi Menteri Jokowi, Ini Jawaban Surya Paloh

Seperti yang baru-baru saja telah muncul sebuah foto selembar kertas dan terdapat stempel berwarna merah dengan tulisan 'RAHASIA'.

Dalam foto tersebut, tertulis Risalah Rapat Pengangkatan Menteri Pembantu Presiden Dalam Kabinet Kerja Jilid II Periode 2019-2024.

Tertulis juga, rapat dipimpin Presiden Jokowi dan Sekretaris Rapat Pramono Anung di Ruang Garuda Istana Bogor, Minggu (4/8/2019).

Berita Rekomendasi

Berikut kabar terkini terkait kabinet Jokowi-Maruf Amin, yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber

1. Ada Dua Kementerian Baru

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019). Ratas itu membahas rencana pemindahan Ibu Kota RI ke salah satu daerah di Kalimantan. Tribunnews/Irwan Rismawan
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019). Ratas itu membahas rencana pemindahan Ibu Kota RI ke salah satu daerah di Kalimantan. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah buka-bukaan dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, Rabu (14/8/2019) kemarin.

Dikutip dari Warta Kota, Presiden Jokowi menyebut, dirinya akan membentuk dua kementerian baru di kabinet periode keduanya.

Kementerian tambahan itu yakni Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi.

"Kita melihat perkembangan dunia yang begitu cepat dan pemerintah ingin merespons itu secara cepat maka ada kementerian-kementerian baru," kata Jokowi.

Baca: Inilah 2 Kementerian Baru yang Akan Dibentuk Jokowi

Baca: BERITA POPULER: 9 Pengakuan Ahok saat Berkunjung ke Kupang, Tak Jadi Menteri Jokowi

Adapun untuk pengumuman lengkap nama-nama yang akan mengisi kabinet barunya, Jokowi mengaku akan melihat momentum yang tepat.

"Kita melihat momentumnya. Mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu. Kita lihatlah, tetapi kalau kita lihat masyarakat menunggu, pasar juga menanti sehingga sebetulnya semakin cepat diumumkan semakin baik, tetapi ini masih tetap kita hitung," kata dia.

2. Ada Kementerian yang Digabung

Presiden Jokowi mengakui, nantinya ada perubahan nomenklatur kementerian di kabinet barunya.

Selain ada kementerian baru, ada kementerian lama yang akan dilebur menjadi satu.

"Ada (perubahan nomenklatur). Ada yang digabung, ada yang muncul yang baru," kata Jokowi selepas menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019) petang, dikutip dari Kompas.com.

Baca: Jokowi Beri Sinyal Menteri, Sederet Nama Diprediksi Masuk Kabinet Jokowi-Maruf: Siapa yang Terpental

Baca: BERITA POPULER: 10 Sosok Muda yang Digadang Jadi Menteri di Kabinet Jokowi-Maruf

Akan tetapi, Jokowi masih belum mau buka-bukaan terkait kementerian yang akan digabung dalam Kabinet Kerja Jilid II.

Dirinya pun meminta kepada publik untuk sabar menunggu dan tidak berspekulasi lebih jauh.

Nanti kalau sudah waktunya tahu semua. Jangan nebak-nebak," kata Jokowi.

3. Menteri Muda

Jokowi Ungkap Ada Menteri Berusia di Bawah 30 Tahun, Ini 10 Sosok Anak Muda Digadang jadi Menteri
Jokowi Ungkap Ada Menteri Berusia di Bawah 30 Tahun, Ini 10 Sosok Anak Muda Digadang jadi Menteri (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO/HERUDIN/INSTAGRAM-@ditoariotedjo)

Selain itu, Jokowi juga mengatakan jika dirinya sudah memilih menteri berusia muda untuk masuk ke dalam pemerintahan periode kedua bersama Maruf Amin.

Dikutip dari Kompas.com, calon menteri itu ada yang usianya di bawah 35 tahun, bahkan ada yang di bawah 30 tahun.

Baca: Surya Paloh: Anak Saya Kurang Cocok Jadi Menteri

Baca: Bayangan Kabinet Jokowi Jilid II: Menteri Muda Isi Kementerian Baru, Jaksa Agung non Parpol

"Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat," ujar Jokowi.

Terkait dengan usia muda ini, ketika ditanya apakah mereka berasal dari start up, Jokowi hanya tersenyum.

Ia tidak mengiyakan, tidak juga menampiknya. Jokowi pun menceritakan, ketika menyaring calon-calon menteri usia muda ini, banyak sekali nama yang masuk.

"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya. Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya," ujarnya.

Baca: Sederet Nama yang Diprediksi Jadi Menteri Jokowi-Maruf: Puan Maharani Tak Masuk?

Baca: Berita Terkini Kabinet Baru Jokowi: Ada Kementerian Dilebur, Dua Kementerian Baru, 45% dari Parpol

Jokowi melanjutkan, menteri usia muda ini akan duduk di kementerian yang lama, bukan yang baru.

"Makanya dibutuhkan manajerial yang kuat," katanya.

4. Calon Jaksa Agung Tidak Berasal dari Parpol

Selain itu, Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa Jaksa Agung mendatang tidak berasal dari representasi partai politik.

"Tidak dari partai politik," ujar Jokowi saat bertemu pemimpin media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2019), dikutip dari Tribunnews.com.

Jokowi mengatakan, dalam sejarahnya Jaksa Agung bisa juga dari luar Kejaksaan Agung.

Meski begitu, dia belum memastikan apakah ini berarti Jaksa Agung akan diisi dari internal Korps Adhyaksa.

5. Parpol Dapat Jatah 45 Persen

Presiden Joko Widodo memberikan arahan dalam Rakornas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019). Dalam arahannya, Presiden Jokowi meminta agar jajaran TNI dan Polri membantu pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan. Tribunnews/Irwan Rismawan
Presiden Joko Widodo memberikan arahan dalam Rakornas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019). Dalam arahannya, Presiden Jokowi meminta agar jajaran TNI dan Polri membantu pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Presiden Joko Widodo menyebut kabinet baru akan diisi oleh 55 persen profesional dan 45 persen kader partai politik.

"Iya 55 persen profesional, 45 persen dari partai," kata Jokowi usai menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019), dikutip dari Kompas.com.

Jokowi menegaskan, semua pihak harus menerima komposisi tersebut. Termasuk ketua umum dan elite parpol.

Baca: Parpol Dapat Jatah 45 Persen di Kabinet, Jokowi: Kabinet dan Menteri Itu Hak Prerogatif Presiden

Baca: Gambaran Menteri-menteri Jokowi-Maruf: Menteri Muda Isi Kementerian Baru, Jaksa Agung non Parpol

Meski mendapat jatah yang lebih sedikit dibanding kalangan profesional, namun elite parpol tak boleh menolak.

Sebab, penyusunan kabinet adalah sepenuhnya hak prerogatif presiden.

"Kamu tahu tidak kabinet itu apa? Kabinet itu hak prerogatif presiden. Menteri itu adalah hak prerogatif presiden," kata Jokowi saat ditanya wartawan apakah parpol bisa menerima komposisi yang telah ditetapkan.

Adapun untuk pengumuman nama-nama yang akan mengisi kabinet barunya, Jokowi mengaku akan melihat momentum yang tepat.

"Kita melihat momentumnya. Mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu. Kita lihat lah. Tapi kalau kita lihat masyarakat menunggu, pasar juga menanti. Sehingga sebetulnya semakin cepat diumumkan semakin baik. Tapi ini masih tetap kita hitung," kata Jokowi.

(Tribunnews.com/Whiesa/Srihandriatmo Malau/WartaKotaLive.com/Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas