Reaksi Prasetyo soal Jaksa Agung Non Parpol: Kenapa Baru Sekarang, Mengaku Jarang Ditegur Jokowi
Menanggapi hal itu, Jaksa Agung HM Prasetyo mengaku saat dirinya ditugaskan dalam posisi itu, ia juga melepaskan ikatan dengan parpol
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Dukungan parlemen berdasarkan komposisi ini, Jokowi yakin pemerintahan akan berjalan secara efektif. Apalagi, saat ini Jokowi didukung lebih dari 50 persen partai politik yang ada di parlemen.
Dalam Pemilu Legislatif 2019, partai pendukung Jokowi berhasil mendapatkan perolehan suara sekitar 62,71 persen suara nasional atau 60,3 persen kursi parlemen.
Jumlah dukungan ini lebih besar dibandingkan saat Jokowi menjadi kepala daerah, baik wali kota Solo atau gubernur DKI Jakarta. "Dulu waktu saya di Solo, di Jakarta, itu tidak masalah," kata Jokowi.
Adapun 62,71 persen suara nasional atau 60,3 persen suara parlemen itu berdasarkan perhitungan dari partai pengusung dan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
Partai itu adalah PDI-P, Partai Nasdem, Partai Golkar, PKB, PPP, Partai Hanura, PKPI, PSI, Partai Perindo, dan PBB.
Menilik komposisi dukungan di parlemen itu, persentase tersebut di luar partai yang bukan pendukung Jokowi-Ma'ruf, seperti Partai Gerindra, PAN, Partai Demokrat, atau PKS.
Merasa tak pernah ditegur Jokowi
Menyadur artikel dari Kompas.com dengan judul: Jaksa Agung HM Prasetyo: Saya Tidak Pernah Ditegur Presiden, Jaksa Agung HM Prasetyo mengaku tak pernah ditegur Presiden Joko Widodo atas kinerjanya selama menjabat.
Hal itu disampaikan Prasetyo menanggapi polemik jabatan Jaksa Agung yang ke depannya tak lagi berasal dari kader parpol sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo.
Baca: Wacana Jokowi Angkat Jaksa Agung Tidak Dari Parpol, Ketua KPK: Lebih Fair
"Saya tidak pernah ditegur, tidak pernah ada kekecewaan Presiden. Orang semua melihat apa yang saya lakukan. Enggak ada masalah. Bahwa selama saya menjabat Jaksa Agung semua orang bisa melihat," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Ia pun mengaku telah nonaktif sebagai kader Nasdem saat ditunjuk Presiden untuk menjabat sebagai Jaksa Agung.
Karenanya, Prasetyo memastikan, tak ada langkah hukum yang ia ambil berkaitan dengan partai tempat ia bernaung selama menjabat Jaksa Agung.
Ia menilai, keliru bila ada yang menganggap Jaksa Agung menjadi alat politik partai tertentu.
Sebab, Prasetyo mengaku selalu bekerja secara independen dan imparsial saat menjalankan proses hukum.